KETAATAN DALAM KESENDIRIAN

Assalamu'alaykum warrahmatullahi wabarakatuh

Hari ini ada kejadian yang membuat aku merasa sedih
Aku ngerusakkin BB dan biaya servisanya hampir 1 juta karena garansinya nggak berlaku.
BB aku terindikasi kena air hujan.
Astaghfirullah,
Ayah, Mama, maafin aku T___T

Banyak temanku yang kuliah dengan biaya dari beasiswa, atau harus bekerja agar bisa memenuhi kebutuhan harian secara mandiri,
Tapi aku..
Ayah tidak mengizinkan aku meng-apply beasiswa karena menurut Beliau, Ayah masih bisa membanting tulang, biar beasiswanya diterima oleh orang yang lebih berhak
Subhanalloh, Alhamdulillah.
Sungguh Allah telah memberikan nikmat yang tak terkira untukku dan keluarga melalui Ayah yang bersedia bekerja keras demi memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya
Terima kasih, Ayah
:")

Akhirnya, dengan perasaan bersalah yang sudah sangat membuncah,
dan kelopak mati dengan air yang sedikit lagi tumpah,
aku memberanikan diri menelpon mamah.
"Assalamu'alaykum, Maaaamaaa, maaf aku ngerusakkin BB, Ma T___T"
"Wa'alaykumsalam. Terus kamu masih ada hp lain kan ya?"
"Masih, Ma. Maaf ya, Ma, aku ngerepotin terus. Kemarin udah minta uang buat les Bahasa Arab, sekarang ada kejadian lagi"
"Yaudah gapapa, ntar ditransfer. Ayah juga hp-nya ilang, nanti mau beli BB, sekalian aja kalo mau beli"
"Ma, nanti-nanti BB aku yang jelekan aja ya, Ma, yang CDMA. Yang ini kalau udah betul dijual aja. Lumayan harganya masih tinggi, soalnya BB-ku memang BB keluaran baru. Maaf ya, Ma :("
"Iya, gapapa, udah jangan nangis kamunya"
"Oke, Ma, makasih banyak, Ma. Habis ini aku ada kelas. I love you. Assalamu'alaykum"
"Wa'alaykumsalam"

Setelah itu, aku memasukki ruang kelas dengan membawa tisu. Habis nangis-nangis dikit ditelpon tadi.
Kelas masih sepi, aku teringat perbincangan-perbincangan via telpon dengan Mama.
Baru saja tadi pagi aku menelpon dengan tujuan "I just call to say I love you" ke ayah dan mama, eehh.. siangnya udah nelpon lagi, sambil nangis pula. :"D

Beberapa hari yang lalu, aku berbincang dengan mamaku,
Mama: "Wung, menegakkan syari'at islam itu sulit banget ya"
Aku: "Iya, Ma, sulit banget. Apalagi kalau kita lagi sendirian. Nggak ada yang tahu perbuatan kita selain diri sendiri dan Allah. Itu suliiit banget rasanya buat taat"
Mama: "Iya, temen Mama bikin walimahan, itu pengantinnya dipisah, itu sesuai dengan syari'at islam kan, ya, tapi orang-orang jadinya malah ngomongin banget"
Aku: "Iya, begitu, Ma. Kalau di dunia kita nggak punya siapa-siapa, cuma ada Allah, itu udah lebih dari cukup ya, Ma"
Mama: "Iya bener. Pokoknya mah ngejalanin hidup harus semangat. Semuanya udah ditakdirkan sama Allah. Orang sabar banyak untungnya"

Mamaa, betapa sayangnya aku padamu, Ma.
Sayaaaaaaanngggggggg banget :") :")
Waktu kecil, aku pernah buat surat untuk mama, saking sayangnya sama mama dan ga ngerti harus nulis apa,
aku cuma bilang "Kalau ada pencuri bawa pistol, nanti yang ditembak aku aja, ya, jangan mama. Mama nggak boleh sedih"

Dulu, waktu SMP, aku pernah membaca sebuah buku, dan aku sangat setuju dengan salah satu kalimat di buku itu:
"kalau kita betul-betul sayang sama orang, kita harus membuat dia semakin dekat dengan Allah, walaupun itu harus dengan menjauhkan diri kita dari dia. Menjaga dia, bukan hanya menjaga dari godaan orang lain, tapi juga dari godaan diri kita"

Apa artinya kedekatan kita dengan orang yang kita sayangi, bila itu membuatnya jauh dari Allah?

Mama, Ayah, Mbak Dinie, Indira, Dek Tiara, dan teman-teman semua,
Semoga rasa saling cinta kita di dunia ini alasannya cinta karena Allah semata.
Sehingga kita tidak terlalu tergila-gila mencintai dunia.

Tadi pagi aku mendengarkan ceramah almarhum KH, Zainuddin MZ mengenai penyakit-penyakit bathin, di antaranya adalah:
1. Terlalu cinta dunia
2. Ragu-ragu
3. Lemah
4. Kikir
5. Malas

Beliau mengibaratkan kehidupan di dunia ini bagaikan pilihan meminum sirup atau jamu.
Bila hanya memikirkan jangka pendek, orang-orang akan memilih sirup yang manis.
Tapi, banyak minum sirup akan membuat kita tidak sehat, salah satunya terkena penyakit diabetes.
Sudah selayaknya seorang muslim berpikir jangka panjang. bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, ada kehidupan setelah ini yang lebih kekal.
Di dunia, kita minum jamu. Memang pahit, memang sulit.
Tapi meminum jamu, kelak akan menyehatkan.
Perintah-perintah dan larangan Allah itu memang sulit untuk dilakukan, banyak sekali godaan.
Tapi Allah, sungguh surgamu itu tidak murah.
Izinkan aku membayar harganya di dunia.
Jangan biarkan aku termasuk ke dalam golongan orang-orang yang menyesal di akhirat.

aku selalu ingat nasihat salah satu sahabatku:
Cinta dunia itu taronya di tangan, Bon, jangan di hati. Kalau udah nggak sesuai dengan Allah, biar gampang ngebuangnya.

Teringat kisah Opsir dari khalifah Ummar bin Abdul'Aziz,
yang sebelum meninggal, saat disuruh berkhianat kepada khalifah oleh Raja kafir dengan diiming-imingi harta, tahta, dan wanita, Opsir yang ta'at itu berkata:
Lebih baik nyawa terlepas dari badan, daripada iman harus pergi dari hati

ALLAH, ALLAH, ALLAH
Allah, sungguh besar cinta-Mu, ya Allah..
Sungguh dekat pertolongan-Mu
Masalah dan jawabannya hanya sebatas kening dan tempat sujud

Rabb,
Istiqomahkanlah aku,
Sungguh, aku adalah orang yang yakin akan pertolongan-Mu
Akan indahnya rencana-Mu
Aku bersyukur atas segala nikmat yang Kau berikan untukku
Walau aku masih bergelimang dosa
Walau mengingat-Mu masih sering aku lupa

Rabb,
Sungguh, ada satu hal yang sangat ingin aku memilikinya,
Bukan, ia bukan harta..
Bukan juga tahta..
Aku menginginkan karunia-Mu yang jauh lebih berharga dari itu semua,
Aku mohon kepada-Mu
Berikanlah aku kesempatan agar aku dapat menjalankan KETAATAN DALAM KESENDIRIAN
Saat tak ada raga yang tahu apa yang ku lakukan,
Saat tak ada telinga yang menangkap perbuatan,
Saat aku hanya berkhalwat dengan diri-Mu,
Tetap teguh aku pada perintah-Mu.

Rabb, aku ucapkan do'a ini tanpa rasa ragu
Allah, sungguh sungguh sungguh, aku sangat sayang pada-Mu
:")

Dago, 07 Februari 2013