Sabtu, 24 Maret 2012

IN YOUR DREAM

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 08.33 0 komentar
First of all, it's just a Saturday night post...



                                                              IN YOUR DREAM

I am alone playing in my garden
Watering flowers and growing the trees
Then April comes with a very bright shiny sun
My flowers and trees becoming dry,
some of them are almost dying.

I'm keeping us waiting,
I say there will be something good after it
But the bad thing of it is,
I don't know what is the good thing

Time flies,
My garden is nothing but an almost dead land.
I'm forcing  myself out to find something to save my land
Then I hear something,
People said, it's an "October"
I don't know what is an October,
I'm just keep waiting for an October

Once upon a time,
October's coming to my garden,
It's coming with rain.
Happiness's filling my whole land

Flowers are blooming,
Trees are giving their fruits
Everything's going perfect,
Till I know that rain is always coming with thunder

Thunder frightened my flowers,
It won't bloom anymore,
Trees let its leaf fall,
My garden is nothing but a worse than an almost dead dry land

I tell my flowers to not afraid of thunder,
But they don't believe me cause thunder always make a very big noise,
And shout at them.
Trees are better die than stand the wind by the thunder

I'm so much feeling sad,
I make rain leave my garden.

In my dream,
I'm making my flowers smile
They smile beautifully.

In my dream,
Flowers are filling the land with their good smell fragrant

In my dream,
Trees are cover the land, giving the comfort zone to live

In my dream,
Trees are making they fruits and let everyone take those

Slowly, flowers and trees are coming back
We begin our new chapter
I go to the river everyday,
Bring the water for my land
We live happily though sometime we feel thirsty

One day,
October's coming again,
with the rain and hide the thunder.
It's wishing to cover my land again

Then I answer its question easily,
"IN YOUR DREAM"


Satu lagi entri kurang berisi ^___^
Tapi inspirasinya benar2 dari mimpiku, looh..
Tadi siang aku memimpikan post ini
hehe

Selamat malam, dunia

:)


Cilegon,
24-03-2012

22.31 WIB

Jumat, 23 Maret 2012

CEPAT KEMBALI !!

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 03.24 0 komentar
Assalamu'alaykum warrahmatullah wabarakatuh :)

Dunia ibarat pasar. Setelah beberapa saat, tidak akan ada tersisa di sana. Saat menjelang malam, semua penghuninya akan pergi. Maka, kembalilah mereka pada jalur menuju pada kebaikan akhirat. Bertaubatlah, dan jangan berputus asa. Orang yang mau cepat bertaubat, keburukannya akan diganti dengan kebaikan :-)
           "Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, mereka itulah orang-orang yang Allah ganti keburukan-keburukan mereka dengan kebaikan-kebaikan, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Al Furqon: 70)

Orang yang cepat kembali akan mendapatkan cinta Allah
           ".....Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang membersihkan diri" (QS. AlBaqqarah: 222)


"Sungguh Allah lebih senang dengan taubat seorang hamba saat ia bertaubat kepada-Nya daripada kesenangan salah seorang dari kalian yang berada di tengah padang pasir bersama binatang tunggangannya, kemudian binatang itu hilang, padahal dia membawa bekal makanan dan minumannya. Orang itu pun merasa putus asa. Kemudian ia merebahkan badannya di bawah pohon yang rindang setelah putus harapan terhadap binatang tunggangannya. Saat dia rebahan itulah tiba-tiba binatang tunggangannya kembali berada di depannya. Dengan cepat ia meraih tali kekangnya, dan karena saking gembiranya, ia berteriak, 'Ya Allah, Engkau hambaku dan aku adalah Robbmu!' karena kegembirannya yang meluap, ia sampai salah ucap." (HR Muslim)




Taubat yang diterima oleh Allah SWT tentu saja adalah taubat yang sungguh-sungguh, yaitu yang memenuhi persyaratan sebagaimana telah disepakati para ulama.

Jika dosa itu berhubungan antara seorang hamba dengan Allah tanpa ada kaitannya dengan manusia, maka ada tiga syarat:
1. Berhenti dari perbuatan maksiat
2. Menyesalinya
3. Bertekad untuk tidak mengulanginya lagi


Sementara bila ada kaitannya dengan hak manusia, maka syarat itu ditambah dengan menyelesaikan urusannya dengan orang yang bersangkutan, seperti: Mengembalikan haknya


Keindahan seorang yang bertaubat adalah keindahan yang tak ternilai harganya, karena ia mendapatkan kembali cahaya hidayah Allah setelah diselimuti oleh kegelapan. Sehingga menjadi keharusan bagi dirinya untuk menjaga hidayah itu. Allah SWT menegur hamba-hamba-Nya yang mengulur-ulur waktu dan menunda-menunda bertaubat,
           "Belum tibakah waktu bagi orang-orang beriman untuk secara khusyu hati mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diberi kitab, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang fasik" (HR. Bukhori)


Cepat kembalilah, Saudaraku ... :)
Sebelum kematian datang,
Sebelum nafas di ujung tenggorokan,
Sebelum kita terbungkus kain kafan,
Sebelum rumah kita sekadar lubang sempit tak berpintu, tak berjendela, sempit menghimpin perkuburan,
Cepat kembali pada ketaatan pada Robb-Mu

:)



Cilegon, 23-03-2012
17:23 WIB

Sabtu, 17 Maret 2012

KECEWA

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 20.35 2 komentar
Judul post ini memang sengaja dibuat galau karena sesuai dengan isinya yang juga galau #eh :D
Bukan, maksudnya judul yang terlihat galau faktanya saat ini lebih menarik daripada judul yang politis dan birokratis *aku ngomong apa sih*

KECEWA
Satu kata yang sudah dipahami maknanya oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:


ke·ce·wa /kecĂ©wa/ a 1 kecil hati; tidak puas (krn tidak terkabul keinginannya, harapannya, dsb); tidak senang: kami -- thd penyambutannya yg dingin; 2 cacat; cela: tidak ada -- nya; 3 gagal (tidak berhasil) dl usahanya dsb: segala tindakan pengamanan akan tetap -- jika biang keladi kejahatannya tidak dibasmi; 
-- berat sangat kecewa
me·nge·ce·wa·kan v 1 menyebabkan (menjadikan) kecewa; 2 tidak memuaskan: pertunjukan itu sangat ~; 3 menjadikan tidak berhasil; menggagalkan
ke·ke·ce·wa·an n perasaan kecewa


Ya, begitulah terjemahan dari kata kecewa.
Seringkali kita mendengar orang lain berceritera tentang kekecewaannya, tak jarang manusia merasa mengecewakan manusia lain, dan kita sendiri pun sering mengalami perasaan yang tidak nyaman tersebut.

Hal-hal yang menyebabkan kekecawaan tentu sangat banyak.
Penjabaran pada satu post ini tidak akan mampu memberikan rangkuman penyebab-penyebab rasa kecewa.

Namun, bila diperkenankan untuk menarik 1 benang merah penyebab rasa kecewa, saya mendapat 1 rangkuman kata, dan ia adalah: 
Motivasi dan ketergantungan kita pada sesuatu yang tidak layak dijadikan sebagai tempat bergantung.
                 Bergantung pada sesuatu yang memiliki keterbatasan hanya akan berbuah kekecewaan.

Saat kita mempercayakan urusan kita pada sesuatu yang masih bisa salah, masih sering lupa, dan masih tidak jujur, tugas Anda hanyalah menyiapkan banyak stok tisu dan ruang sunyi agar suara tangisan Anda tidak mengganggu orang lain.

Ada 2 poin penting yang harus diingat agar kekecewaan yang Anda rasakan tidak menjadi semakin dalam:
1. Usahakan segalanya dengan seoptimal mungkin dan gantungkan harapan Anda pada Yang Maha Bisa melakukan segalanya.
2. Bila kekecewaan yang Anda rasakan menyangkut kinerja orang lain, cobalah untuk berintrospeksi diri. 
               Apakah Anda telah berusaha untuk membuat orang tersebut mengerti akan apa yang harus dikerjakannya?
Bila Anda hanya kecewa tanpa melakukan apa-apa, berati Anda dan orang yang membuat Anda kecewa skornya adalah satu sama. Karena mungkin ia juga merasa kecewa karena Anda tidak memberikan arahan, kontrol, ataupun contoh yang baik.

Awalnya, saya merasa kecewa pagi ini. saya membaca satu buah thread di kompasiana.com mengenai seorang anak yatim berusia 7 tahun yang harus berjualan bakso dengan upah 1.000-2.00- rupiah perhari. Ibunya adalah seorang penggali lumpur yang tak tentu mendapatkan penghasilan setiap harinya. Selama ini sang Ibu tidak mendapat bantuan pemerintah karena belum memiliki KTP.

Lagi-lagi, kasus ini terjadi di Banten. Setelah soal "out bond" jembatan terekspos ke media, Pemerintah Banten nampaknya belum memberikan penyelesaian masalah yang signifikan. Bahkan, berita terbaru tentang Banten adalah tertangkapnya anak Wakil Gubernur Banten karena menggunakan narkoba.

Huh, sebagai seorang warga Banten, saya merasa sangat kecewa. Belum lagi isu pilkada yang kental dengan KKN.
Kompetensi Pemerintah Banten masih dipertanyakan.
Perkembangan wilayah Banten seolah mandek, padahal industri-industri besar menjamur di wilayah ujung barat Pulau Jawa ini.

Di tengah kekecewaan tersebut, saya mencoba untuk mendinginkan kepala saya.
Posisi saya saat ini masih sebagai Mahasiswa tingkat 3 Perguruan Tinggi di luar Banten. Saya bisa berkontribusi apa untuk memperbaiki keadaan wilayah saya?
Saya jadi terpikir untuk mengajak rekan2 Mahasiswa lain berdemo di depan kantor gubernur.
Tentu saja sebuah demo yang tidak menambah masalah.

Mungkin saja selama ini kontrol dari masyarakat Banten terhadap Pemerintahan masih belum baik, atau mungkin Pemerintah yang masih belum bisa mendengar rakyatnya dengan baik sehingga permasalahan di Banten masih itu-itu saja, bahkan terkesan menjadi masalah abadi.


            Ya Allah, jika ini adalah suatu kebaikan, izinkan kami menyampaikannya dengan cara yang baik kepada pemimpin-pemimpin kami. Dan bila kebaikan ini baik menurut-Mu, jangan biarkan pemimpin-pemimpin kami tidak bisa mendengar pesan kebaikan ini. Sesungguhnya hanya Engkaulah tempat bergantung
Mu

Dago, 18 Maret, 10:30


Lagi
Huh

Awa




Ya

Rabu, 07 Maret 2012

PRAMUKA

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 01.21 0 komentar
PRAMUKA

Assalamu’alaykum
*Deg-degan* *Pertanda Hidup*

Jujur saja aku sedikit gemetar saat mengetik naskah post ini.
Mengapa? Entahlah, aku tidak ingin melakukan penggiringan opini, silakan pembaca memberikan penilaian sendiri *nyengir* :D

PRAMUKA
Rawrrr,, serem ya judulnya?
Ya, judul post ini memang sengaja aku buat sangar, agar jati diri post ini tidak terungkap dengan segera.
Hadoooh, kenapa belakangan ini bahasaku jadi tua begini ya?
Kontemplasi, mitigasi, analisis, kaji, kader, kasuistik, kondisional, komunal... bzzzzzz

Ya sudah, kita mulai saja persilatannya :-D
Cerita ini terjadi saat aku masih duduk di kelas 6 SD, tapi latar cerita ini bukan saat aku sedang duduk di bangku kayu sekolahku.
SD YPWKS 2, adalah Sekolah Dasar swasta milik Krakatau Steel. Karena Ayahku bekerja di KS Group, maka Beliau menyekolahkan aku dan kedua saudariku di lembaga pendidikan milik tempat kerjanya tersebut. *sebetulnya tidak ada hubungan antara tempat kerja Ayahku dengan mengapa aku sekolah di sini*
Alasan kenapa aku bersekolah di SD YPWKS 2 adalah karena menurut orang tuaku SD 2 bagus. Walaupun jujur saja, yang ada di benakku saat orangtuaku mengatakan “SD 2 Bagus” adalah SD tersebut memiliki kebun bunga yang luas dengan air mancur yang tinggi dan lampu taman yang indah. Aku kecewa saat pertama kali aku memasuki SD-ku ini.
Masa SD-ku berjalan dengan cukup baik. Aku termasuk anak yang aktif, sering ikut lomba baik di bidang akademis maupun non akademis. Akademis: Lomba cerdas cermat sains atau olimpiade #eaa gaya banget* sains, dan beberapa lomba bahasa Inggris. Non akademis: Paduan suara, bercerita, membaca puisi, PRAMUKA, dan gerak jalan.
Prestasi akademisku lumayan baik, Alhamdulillah hal ini berjalan lancar sampai aku SMP. Degradasi nilai akademisku dimulai sejak aku SMA, aku tidak pernah mendapat rengking 1 selama SMA L L L *ceeediiih*
Tapi aku tidak terlalu kecewa, karena sebetulnya jika di kelas lain aku masih bisa mendapat rengking 1, rengking 1 di kelasku adalah juara umum di sekolah selama tiga tahun. Ngeri kali :D
Tapi tetap saja, aku masih belum berusaha dengan maksimal. Huh hah. Semangat! J

Duh, offside nih, postku, padahal kan areanya masa aku kelas 6 SD, hahaha..
Maaf ya ^__^

*Come back*
*Nongol dari bongkahan es*
Saat itu, aku diamanahkan oleh sekolahku untuk menjadi ketua tim PRAMUKA dari SD-ku. Saat itu sedang diadakan lomba PRAMUKA –dalam rangka memperingati hari jadi PRAMUKA dunia- dan PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu) di lapangan Buper.
Berbagai lomba diadakan di sana, kami berkemah selama 3 hari.
Persiapan kemahku sangat lengkap. Ibuku yang sangat hebat dan perhatian menyiapkan seluruh barang-barangku, baik bawaan wajib maupun bawaan tambahan.
Bawaan wajib seperti alat sholat, obat-obatan pribadi, baju, alat mandi, senter, indomie, beras, minyak goreng, dan telur.
Aku tiba di Buper sekita pukul 4 sore, usai shalat ashar kami langsung berkumpul di lapangan untuk melaksanakn apel, selanjutnya kami ditugaskan untuk mendirikan kemah.
Singkat cerita, sore hari telah dilewati, tiba saatnya waktu maghrib. Aku dan teman-teman shalat bersama di lapangan.
Selepas shalat, aku kembali ke tempat kemah, dan wow!! Aku terkejut. Ayah, Ibu, dan Adikku sudah duduk rapi di atas tikar di depan kemah. Aku merasa sangat senang. That’s amazing, right? :-D
Aku langsung menghampiri keluargaku, mencium tangan orang tuaku dan bercipika-cipiki dengan adikku.
Saat itu, Ibuku membuka percakapan:
                “Can, udah makan belum?” *saat itu Mama memanggilku Ican.
                “Belum, Ma. Mama bawa makanan?”
                “Nggak, kamu mau apa, nanti Mama beliin”
                “Terserah Mama, aku apa aja dimakan kok :-D”
Kemudian Ibu dan Ayahku langsung pergi meninggalkan area perkemahan.
Tak lama, aku langsung menyantap Nasi Goreng Seafood dengan lahap. Keluargaku pulang hampir pukul 11 malam.
                Aku tertidur dalam kondisi kekenyangan. “Enak sekali aku, nggak perlu makan indomie hari ini seperti teman-temanku, hehe”, ucapku dalam hati.
                Hari berikutnya, aku masih bersemangat dalam menjalani Persami ini. Orang tuaku datang menjenguk lagi pukul 11 pagi, setelah mereka menjemput adikku dari sekolahnya.
                “Ih Mama sama Ayah dateng lagi :-D”, kataku sambil riang berlebihan.
                “Iya, kamu udah makan belum?”
                “Belum”
                “Mauapa?”
                “Terserah Mama, aku mau apa aja. Eh Ma, tapi aku mau ada cemilan sama minuman berasa doong”, rayuku
                “oke”
Ibuku langsung beranjak untuk menunaikan hajatku *luar biasa sekali Ibuku ini*
Mama kembali dengan kantong makanan. Aku melahap paket nasi lengkap dengan cemilan pempek dan es buah. Makan siang aman.
                Selanjutnya di jam makan sore, Ibuku menawarkan lagi, kali ini menunya sama, hanya saja cemilan pempek diganti bakso. Bebas lagi aku dari makan indomie, hahaha
Keluargaku pulang hampir larut juga hari itu. Melihat aku yang sangat diperhatikan oleh kedua orang tuaku, guruku memberikan pujian (entahlah pernyataan guruku ini lebih tepat disebut sebagai apa, namun yang jelas aku merasa senang dengan sebutan pujian, haha)
                Guruku berkata, “Bonita mah Cuma numpang tidur aja di kemah”
Aduuh, aku jadi malu >,< *tutup muka pake bantal*. Selama di perkemahan, aku merasa sangat diperhatikan dan dilayani oleh kedua orang tuaku.
                Sampai pada hari ke tiga (hari terakhir perkemahan) orang tuaku datang lagi, namun hanya sampai sore hari. Ibuku membawa makanan dan minuman, tapi aku tidak sempat bertemu Beliau karena hari itu aku full di lapangan untuk mengikuti berbagai macam perlombaan. Guruku berkata bahwa Mama menitipkan makanan dan jus jeruk.
                Aku kembali ke perkemahan pada saat maghrib, dalam kedaan sangat lelah dan kelaparan. Mendengar perkataan Guruku yang enyebutkan bahwa Mama mebawakan makanan dan jus jeruk untukku, aku merasa senang dan dengan sangat gegabah mendatangi meja kompor, karena di sana aku melihat 1 botol penuh cairan berwarna kuning.
                Pada suasana yang remang-remang dan imajinasi kesegaran jus jeruk *yang lagi-lagi berlebihan*dengan sangat cekatan aku langsung meraih botol tersebut, membuka tutupnya, dan menenggak isi di dalamnya sampai berkurang setengah.
                *cap cep cap cep* mataku liyap-liyep dan lidahku melet-melet. “Ini jus jeruk kentel dan bikin mual banget ya?”, pikirku. Keanehan kembali terjadi saat ku rasakan tanganku yang memegang botol tersebut menjadi llicin.
Err...... jangan-jangan............
Aku mulai melakukan identifikasi dengan mencium mulut botol dengan hidungku.
Kok bau amis, ya?
Selanjutnya, aku mencoba menuangkan isi botol ke atas jariku. Licin !
Di manakah aku menemukan botol ini?
Kyaaaaa, di samping kompor !!
*Semaput, aku*
Langsung saja aku bertanya pada salah seorang guruku.
                “Ibu, maaf ini botol apa, ya?”
                “Ooh, itu minyak bekas kita goreng-goreng telur selama di sini”
*pucat*
Seketika aku langsung mencabut rumput dan menggali tanah.
2 hari indah yang aku lewati –dengan tidak memakan indomie- ditutup dengan akhir yang dramatis! Meminum setengah botol minyak goreng bekas menggoreng telur selama 3 hari.
Hahahaha, Alhamdulilllaaah,
Aku sangat sangat bersyukur atas akhir yang tidak terduga itu. Karena jujur saja, 2 hari sebelumnya aku merasa bersalah karena telah merepotkan kedua orang tuaku, seharusnya aku bisa lebih bijak dan nggak maunya enak sendiri.
Hemh, teguran dari Allah betul-betul amazing, ya? J
Sampai sekarang aku masih ingat kejadian itu.
Tuhanku benar-benar ALLAH. Iya tahu tentang diriku melebihi diriku dan siapapun di dunia ini. Aku adalah tipe orang yang sering merasa bersalah dan merasa panik dengan kesalahanku itu. Efeknya aku malah tidak tahu harus berbuat apa.
Saat ini mungkin aku sedang merasa seperti itu. Aku merasa bersalah karena telah mendengarkan hal yang tidak seharusnya. Ya, aku memang tidak mengerti, maka dari itu aku melakukannya. Tapi seharusnya aku bertanya dulu sebelum melakukan tindakan itu. Selamat sore, pembaca  J
               
               
               



 

RUANG CAHAYA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez