Minggu, 30 September 2012

01-10

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 22.50 0 komentar
Assalamu'alaykum warrahmatllahi wabarakatuh! :D

Saat ini saya sedang menunggu jadwal kuliah elstruk lanjut pukul 14.00 WIB.
Teman-teman saya yang lain di himpunan sedang sibuk dengan aktivitas maing-masing. Ada yang menatap layar laptop seperti saya, ada yang sedang asyik memencet-mencet tombol hp, ada yang sibuk dengan mangkuk makanan di tangannya, ada yang berkumpul mendiskuikan sesuatu, dan ada kegiatan lain di dalam himpunan yang tidak saya ketahui karen saya sedang berada di teras sekarang.

Baiklah, postingan kali ini hanya keisengan saya mengisi watu luang.
Semalam, tepatnya hari Minggu malam di penghujung bulan september, ponsel saya berdering. Saat itu saya sedang (sedang ngapain yaa, rahasia deh. hehe). Hp saya berbunyi dan tertera nomor yang tidak saya kenal di layar hp saya.

Awalnya saya agak ragu untuk mengangkat panggilan itu. Namun, seperti biasa, saya selalu mengaplikasikan trik yang sama untuk mengangkat telepon dari nomer tak dikenal. Trik itu adalah: Diam.
Saya tidak akn berbicara sebelum sang penelpon memperkenalkan diri.
Ternyata panggilan itu berasal dari Ibu sahabat saya, Upie. Ibu Upie menelepon saya karena hp Upie malam itu di-silent.

Kurang lebih begini percakapan saya tadi malam dengan Ibunya Upie:
Ibu Upie: Assalamu'alaykum, ini Bonita?
Saya: Wa'alaykumsalam, iya betul, ini Bonita.
Ibu Upie: Bonita, ini Ibunya Upie, Bonita lagi di mana?
Saya: Lagi di kosan, Ibu. Ada apa, bu?
Ibu Upie: Upie udah sampe kosan belum, Bon? Boleh minta tolong diliatin?
Saya: Oh iya, Ibu, sebentar saya keluar. (*pake perlengkapan perang* ==> ke luar kosan)
*tok tok tok, Assalamu'alaykum, Upie (^___^) Ini ada telepon dari Ibu*
 Upie: Oh iya, Bon. *perbincangan Upie dengan Ibunya dimulai*
Saya menunggu di depan pintu kosan Upie sambil menemani nyamuk-nyamuk yang sedang mencari pendonor darah.

Di tengah-tengah kemesraan saya dengan nyamuk-nyamuk, saya memikirkan sesuatu:
Hem, begitu ya, orang tua. Kalo hp anaknya nggak bisa ditelepon, langsung panik dan berusaha menghubungi anaknya lewat jalur lain (?).
Hem, namanya juga rindu :), kata saya dalam hati.

Pikiran saya semakin bebas menari.di dalam panggung kepala saya yang memang luas dan berbentuk bulat ini. "Kalo misalnya rindu bisa divisualisasikan dalam bentuk gelombang, kira-kira akan jadi seperti apa, ya?"
Gelombang sinusoidal ! Entah mengapa nama gelombang itu yang hadir di kepala saya. Mungkin saja karena saya memang memiliki alasan kuat mengapa saya memilih gelombang itu, atau mungkin karena saya memang hanya tau 1 nama gelombang, yakni gelombang sinusoidal. Entahlah.

Rindu..
Sesuatu yang sangat sederhana..
Sesuatu yang kontinyu,
Naik turun..
dan bisa dimulai dari kuadran manapun..
 Tepat seperti gelombang sinusoidal..

Anda boleh percaya atau tidak kepada saya,
Tapi rindu itu memang sederhana, tidak perlu kualifikasi dan persiapan apapun untuk melakukannya.

Rindu itu kontinyu,
Sekalipun Anda telah bertemu dengan orang yang Anda rindukan, perasaan rindu itu akan hadir lagi setelah pertemuan berakhir..

Rindu itu naik turun,
Terkadang menguatkan, menyemangati, menyalakan bara-bara semangat diri,
Namun di lain waktu, rindu dapat melepaskan tulang-tulang yang tegak di dalam badan.


Rindu dapat di mulai dari kuadran manapun,
Tidak ada tahap-tahap menciptakan rindu.
Tak ada yang mampu membuat urutan baku proses terjadinya rindu.
Aturan merindu selalu menjadi hak cipta untuk tiap-tiap individu.

Hemmm,
Benar atau tidak ya, pemaparan saya tentang gelomang sinusoidal di atas?
saya juga tidak tahu,
yang saya tahu,
rindu tidak harus memiliki arah getar yang tegak lurus dengan arah rambatnya.
Rindu tidak transversal..

Dan arah gangguan rindu, tidak selalu tegak lurus dengan arah rambatannya.
Rindu juga bukan longituinal..

Oke, postingan ini memang geje.
Sampai-sampai saya sendiri juga kebingungan memilih judulnya.
Baiklah, karena ini adalah tulisan pertama saya di bulan Oktober,
saya memutuskan untuk mengabadikan angka 01-10 sebagai panggilan untuk postingan ini
:D

Semangat Oktober untuk semuanya,
Oktober penuh kebaikan dan perbaikan !

Btw, saya punya tebak-tebakan ilmiah dari adik angkatan saya.
Nasi, nasi apa yang gaul ? :D

Nasi apa hayooooooo....
Nyeraaaaaahhhh ??
Yakiiiinnnn ??

Oke, karena ini awal bulan, dan saya lagi baik, saya kasih tahu jawabannya biar teman-teman nggak penasaran sampe kebawa mimpi.

nasi yang paling gaul adalah nasi uduk !
Nasi duk.. uduk uduk.. uduk uduk..
*gaya dj*

Oke deeeeh,
Terima kasih, jiayouuu
(^____^)

Ganesha 10,
01-10-12
12:46

Minggu, 23 September 2012

HOME SICK

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 02.28 0 komentar
When I saw you for the first time,
I knew you were the one..
You didn't say a word to me but love was in the air..

Then, you held my hand, pulled me into your world..
From that on my life has changed for good,
Now I'll never feel lonely again,
Cause you are in my life..

Love,
How can I explain to you the way I feel inside when I think of you?
I thank you for everything that you've showed me,
Don't you ever forget that I love you..

Whenever I want to be with you,
I just close my eyes and pretend you are near..
I see you, I touch you, I feel you, like real..
Nothing can ever change the way I feel inside..

How long must I be far away from you?
I don't know, dear..
But I know we are one..

Saat ini saya sedang kangen-kangennya kepada orang tua saya di rumah.
Terjadwal seharusnya hari ini saya pulang ke Banten, tetapi karena suatu hal, saya harus tetap di Bandung.
Alhamdulillah ada pembelajaran dan pengalaman baru yang saya dapat selama 2 hari di Bandung ini.

Postingan ini saya tujukan untuk yang tercinta, Ayah dan Mama saya. Untuk bembiku yang buncit dan Nyanyaku yang suka kucing.
Orang-orang pertama yang saya lihat saat saya telah kehabisan kontrak tinggal di rahim ibu saya.

Kata orang, bayi menangis saat dilahirkan karena ia bersedih telah keluar dari kenyamanan surga dan harus menghadapi dunia.
Saya tidak begitu percaya akan hal itu
Saya merasa beruntung telah dipilih Allah sebagai makhluk yang mulia, yang mendirikan shalat, yang menunaikan zakat, dan yang diwajibkan menjaga hijab.

Saya tidak pernah ingat bersama siapa saya berada sebelum saya terlahir ke dunia.
Tapi, Ma, sekalipun bidadari surga yang saat itu menemaniku, sungguh aku tidak kecewa telah lahir ke dunia. Karena Allah telah mengizinkan aku bertemu denganmu, wanita mulia yang mengajariku mengenal-Nya.

Saya selalu menangis setiap menonton film yang isinya perjuangan seorang ayah untuk anak-anaknya. Karena saya sangat yakin, ayah saya pasti bersedia berkorban lebih dari itu untuk kakak saya, saya, dan adik saya.

Ya Rabbi, ku mohon sampaikan rindu ini kepada Beliau para terkasih..
Jagalah orang tuaku dengan penjagaan terbaik-Mu..
Izinkan aku membahagiakan mereka dengan ke dua tanganku,
sebagaimana telah Engkau perkenankan mereka membahagiakanku dengan ke dua tangan mereka..

Ayah, Mama..
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Yang saling mecintai dan membenci karena Allah.

I miss you so much, my Nyaya and my Bembi ({})
(^____^)

Ditulis dengan penuh cinta, sedikit air mata, dan sebuah benjol di kepala.



Dago, 23 September 2012
16:22


Kamis, 20 September 2012

MASA KECIL

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 08.53 0 komentar

Assalamu’alaykum !!!
Hadoooh, susah banget ya, masuk ke blog ini. Alang-alangnya udah setinggi tugu monas.
Bonita memohon maaf kepada Bonita karena sudah lalai mengurus blognya.
Post ini saya buat karena tadi siang 2 sahabat saya bercerita mengenai kegalauan asmara dan kejenuhan Beliau akan rutinitas sehari-hari.
Sebagai tempatnya kilaf dan dosa, saya merasa belum memberika solusi yang jitu kepada dua sahabat saya itu. Saya memang masih kurang jumawa dalam berkata-berkata #eea
Baiklah, langsung masuk saja kepada cerita saya malam ini.
Mohon maaf bila nanti, di kalimat-kalimat setelah ini saya akan melakukan banyak typo, karena saya agak kurang tidur akhir-akhir ini. Hehe :D

MASA KECIL..
Semua orang pasti memiliki masa kecil.
Seperti anak manusia pada umumnya, saya juga pernah mengalami masa di mana telapak tangan saya hanya sebesar tutup gelas, kepala saya hanya sebesar mangkuk sup, dan tinggi badan saya masih kalah dengan kereta dorong di super market.
Saat itu, saya sedang senang-senangnya bermain dengan teman-teman saya. Saya sangat hobi bersepeda, main ke sawah, ke kali-kali, atau berlarian di depan rumah.
Kebiasaan saya bermain di luar rumah itu menyulitkan orang tua saya pada saat mati lampu, karena saat itu saya pasti akan sulit dicari karena warna kulit saya yang menyatu dengan gelap. Dulu, warna kulit saya itu hampir mirip dengan warna botol kecap.
Yah, tidak jauh dari sekarang sih, sebetulnya. Hanya saja, saat ini bagian tubuh saya yang hitam hanya wajah dan telapak tangan. Dulu, saya hitam sebadan-badan.
Saya memiliki geng main sewaktu kecil. Anggotanya terdiri dari perempuan dan laki-laki.
Setiap hari kami selalu bermain bersama, terlebih saat bulan Ramadhan tiba.
Selepas shalat subuh kami selalu mengitari komplek sambil mecari buah ceri yang tidak akan kami makan. Kami hanya memanjat pohon dan mencari buah ceri sebanyak-banyaknya.
Pada suatu hari, geng kami memutuskan untuk unjuk gigi bermain petasan. Teman-teman saya, baik laki-laki maupun perempuan bergantian menyalakan petasan di jalan-jalan. Saat itu, saya hanya berperan sebagai orang ke tiga yang mengamati jalannya cerita.
Sampai pada suatu ketika, salah seorang teman saya bertanya: “kamu berani nggak, nyalain petasan?” Sebagai anak kecil yang tidak mau orang lain tahu bahwa setiap hari saya menangis saat shalat maghrib karena mendo’akan Hutchi (tokoh lebah dalam film Hone Bee Hutch) agar segera bertemu dengan mamanya. Sungguh, dulu saya berdo’a dengan sangat tulus supaya Hutchi cepat kembali ke pelukan mamanya. Sampai akhirnya, setelah usia saya puluhan tahun seperti sekarang, saya baru menyadari bahwa: Hutchi, you really don’t deserve my tears!! Itu hanyalah film kartun yang ceritanya di rekayasa. Tapi dahulu, saya betul-betul menangis.
Dengan meteran percaya diri mendekati 100%, saya menjawab: “Aku berani!”.  Kemuadian saya menyalakan petasan korek tersebut dan melemparnya ke ...... ke...... ke...... ke dalam rumah orang.
Kebetulan rumah orang yang saya lempari petasan itu adalah rumah seorang non-muslim yang memiliki anjing. Anjing tersebut menggonggong dengan sangat keras karena kaget mendengar bunyi ledakan di tengah-tengah tidur santainya.
Anjing yang terbangun membangunkan sang empunya. Pemilik rumah ke luar (saat itu sekitar pukul 5.30 pagi) sambil memarahi kami. Saat itu saya hanya terdiam. Mungkin saat itu kepala teman-teman saya dipenuhi oleh tenda tanya yang lebih besar daripada badan mereka sendiri: “Mengapa dia melemparkan ke rumah tante galak itu?”
Hahahaha,
Yasudahlah.. Maafkan aku, teman-teman -___-v
Sejak saat itu saya tidak pernah lagi bermain petasan.

Sampai pada saat saya sudah memasuki dunia perkuliahan, waktu itu saya menyandang gelar sebagai Mahasiswi TPB. Saya pulang kampus dengan bahagia, setelah ifthar (berbuka) bersama teman di kampus. Saya melewati jalan Dago, sambil bergerak-gerak tangan saya saking riangnya. Saya menyadari banyak bunyi petasan di sekitar saya. Hanya saja saya tidak tahu bahwa ada salah satu petasan bersembunyi ditelapak kaki saya. Walaupun pada akhirnya saya tahu ia ada, karena petasan itu meledak di telapak kaki saya.
Hahahaha,
Saat itu rasa sakitnya lumayan juga. Sepatu saya sampai berlubang, begitu juga telapak kaki saya. Tapi sungguh deh, saya tidak menangis, tapi tertawa :D
Huhhh! Salah saya juga jalan tidak lihat-lihat. Tapi bermain petasan buat anak-anak lebih cenderung kepada cari celaka daripada bersenang-senang. Kalu mau senang-senang bisa sepedahan atau main layang-layang. Saya suka main layang-layang, walaupun layang-layang yang saya terbangkan akhirnya selalu menjadi milik orang karena nyangkut atau putus talinya.
TPB bisa jadi singkatan dari Tahap Paling Bodoh buat saya. Semasa TPB, tercatat saya pernah terjebur got 3 kali, menginjak petasan satu kali, salah masuk wc berkali-kali, dan salah naik angkot entah berapa kali. Alhamdulillah sekarang Allah menganugerahkan kestabilan buat saya. Saya tidak pernah terjebur got dan menginjak petasan lagi, bagian 2 terakhir masuk suka dilakukan sih. Tapi setidaknya sudah ada kemajuan. \(^____^)/
Kisah terbaru yang saya alami adalah sekitar 1-2 minggu yang lalu. Saat itu interaksi MPAB 2012 himpunan saya sedang sesi materi di ruangan. Sebagai seorang bocah sotoy yang cengar-cengir aka senyum terus, saya dimandatkan untuk memberikan minum ke pembicara (alumni). Lagi-lagi, dengan bahagia saya memasuki ruangan. Saat itu suasananya sedang seru tapi khidmat. Dengan senyum selebar mulut sampai telinga, saya berjalan membawa nampan. Awalnya, semua berjalan lancar. Ya, lancar. Sebelum saya melanjutkan perjalanan dan menabrak papan tulis sampai minuman-minuman di atas nampan tumpah semua.
Sungguh, saya merasa gagal keren saat itu. Kurang lebih ada 3 angkatan yang mentertawakan saya.
Huhhh! Salah saya juga jalan tidak lihat-lihat.
Oke, sampai di sini dulu cerita saya, karena besok saya mengasprak Kimia Fisika jam 7 pagi, tapi sampai saat ini belum baca modul dan belum buat soal :p
Semoga cerita saya ini dapat menjadi inspirasi untuk produsen mizone.
Untuk dua sahabat saya, saya harap kalian bisa mentertawakan perilaku saya ini. Karena sungguh, tidak ada yang lain yang saya inginkan selain membuat kalian bergembira. Ketawa yaa, pleeasseeeee *asah golok*
Saya sendiri cukup sering mentertawakan pengalaman-pengalaman konyol saya. Entah mengapa kebanyakan orang menilai saya sebagai wanita yang kalem dan keibuan. Oh meeen, itu sungguh membebankan saya! Yah, tapi semoga jadi do’a ya.
Terima kasih semuanyaaaaa (?) (^____^)
Dan untuk 2 orang sahabat saya, saya mendedikasikan sebuah lagu yg dulu saya bisa mainkan chord gitarnya. Sekarang, setelah terkena brakidaktili (brakidaktili itu apa ya? Saya juga nggak tahu), saya jadi buat chord gitar lagi. Haha
Okeeeeeeey, ini nih, lagunya. Salah satu favorit saya loh, MR. BIG: TO BE WITH YOU
 Show me what he's done to you
Stand up, little girl
A broken heart can't be that bad
When it's through, it's through
Fate will twist the both of you
So come on, baby, come on over
Let me be the one to show you

I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues 
Just to be the next to be with you

Build up your confidence 
So you can be on top for once
Wake up. Who cares about little boys 
That talk too much?
I've seen it all go down
The game of love was all rained out
Let me be the one to hold you

I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues 
Just to be the next to be with you

Why be alone when we can be together, baby?
You can make my life worth while
I can make you start to smile
When it's through, it's through
And fate will twist the both of you
Let me be the one to show you

I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues 
Just to be the next to be with you
I'm the one who wants to be with you
Let me be the one to show you

I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues 
Just to be the next to be with you
I'm the one who wants to be with you
Let me be the one to show you

Pengen ada di samping kalian sekarang (to be with you). Tapi tenang saja, jangan khawatir, jangan galau. Ada yang lebih mencintai kalian, dan Ia bahkan lebih dekat dari urat leher kalian sendiri. ALLAH SUBAHANAHU WATA’LA
J
 

RUANG CAHAYA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez