Jumat, 29 Maret 2013

SMA (Senandung Masa Ammah)

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 22.21
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalaamu'alaykum warrahmatullaahi wabarakatuhu

Hai (^___^) *ceria*
Sepertinya sedang ada tumpukan warna di kepala saya.
Alhamdulillaahirabbil'alamiin, saya sedang merasa sangat bahagia.
Baru saja saya bertemu dengan teman-teman SMA saya. Semacam reuni kecil, karena yang hadir hanya 4 orang wanita. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk saya.
Perbincangan kami selalu mengalir, bahkan, kami bisa bercanda menertawakan hal-hal itu saja.

Untuk saya, masa SMA bukan hanya pada tingkatan Sekolah Menengah Akhir saja, SMP (Sekolah Menengah Pertama) pun SMA buat saya, karena saya menerjemahkan SMA sebagai Senandung Masa Ammah (*ammah: belum faham)
Saya sudah mengikuti pembinaan agama saat itu, hanya saja saya belum sefaham sekarang.
Membuka lagi lembar-lembar buku kehidupan yang telah saya jalankan,
Betapa Allaah Subhanahu Wa Ta'la sangat baik kepada saya.
Dulu, saya tidak pernah berpikir bahwa suatu hari saya akan istiqomah memakai rok. Tidak, tidak pernah ada rencana itu, walaupun hanya seperti kilat yang lewat saja.
Bagaimana bisa? saya yang anak Pramuka, bahkan waktu SD sangat sering menjadi ketua regu, berniat untuk mengubah penampilan menjadi feminin ala wanita? Mana adaaaaa..
Tontonan saya waktu SMP hanya seputar Liga Inggris, Liga Indonesia, dan Moto GP. Sahabat-sahabat saya bisa dibilang tidak ada yang feminin. Bacaan kami adalah komik, koran seputar indonesia atau koran bola. Sekalipun saat itu sudah musim rambut berponi, namun kami masih betah dengan kuncir ekor kuda. Malah, di tahun pertama sekolah, saya dan salah seorang sahabat saya (anaknya temen ayah), sangat sering kebut-kebutan naik motor. Saat itu dia sudah berjilbab dan saya belum. Saya hanya dibonceng saja sih, namun kami sering sepakat menyengaja menerobos becek-becekan sampai kaos kaki kami berubah warna.
Setelah melakukan hal itu, kami pasti tertawa bahagia. Apalagi kalau cipratan air kotornya sampai kena muka. Yang ada di kepala kami saat itu hanya: Ini seru. Tidak sampai berpikir betapa susahnya menghilangkan noda di baju. Mama, maafkan aku (T___T)v

Naik tingkat ke SMP kelas 2, tiba-tiba saja saya memutuskan untuk mengenakan kerudung.
Bila teman-teman banyak yang bercerita tentang kisah serunya mendapatkan hidayah sampai memutuskan untuk menutup aurat, cerita saya tidak pernah begitu. Tiba-tiba saja, usai sarapan indomie goreng, saya mendekati Ibu saya dan berkata, "Ma, mulai besok aku ingin pake kerudung".
Sontak Ibu saya kaget dan Ayah saya tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
Hari itu juga, Mama langsung mengajak saya membeli pakaian baru, baju-baju panjang untuk memulai kehidupan sebagai saya yang baru (#tsaaah).
Saya benar-benar tidak tahu, apa gerangan yang menuntun saya untuk melakukan hal itu. saya habis makan indomie goreng dan menonton doraemon, seharusnya yang saya katakan kepada ibu saya saat itu adalah, "Ma, aku punya kabtong ajaib", "Ma, aku mau pintu kemana saja" atau "Ma, aku mau nambah dorayakinya".
Maha Benar Allaah dengan segala firman-Nya. Allaah memberikan hidayah kepada siapa saja yang Ia kehendaki.
Kata Salahudin Al Ayyubi, agar Allaah memberikan kemenangan (hidayah) kepada kita, maka yang harus kita lakukan adalah menghinakan dan merendahkan diri kita di hadapan Allaah.
Saat itu, saya tidak merasa pernah melakukan ibadah istimewa apapun. Ya, Allaah memang selalu terlalu baik kepada saya :-)
Alhamdulillahi rabbil'alamiin


Lagi, lagi, dan selalu akan begini, rencana Allaah pasti lebih baik daripada rencana saya.
Sejak kelas 2 SMA, saya mulai membiasakan diri dengan pakaian wanita ini. Tapi masih belum setiap keluar rumah saya memakai rok, terkadang masih memakai celana jeans.
Saat SMA, saya masih belum bisa meninggalkan ekskul paduan suara. Saya sangat suka menyanyi, Saudara-Saudara. Dan memang, saat SMP dan SMA, padus adalah ekskul paling gaul di sekolah saya. Masuknya susah, yang daftar banyak, bahkan padus SMP, selesksinya dilakukan oleh guru kesenian sendiri. Paduan suara SMA pun tak kalah gaulnya. Seleksinya persis seleksi Indonesian Idol.
Kami dipanggil berdasarkan nomer urut pendaftaran, lalu dimasukkan ke ruangan yang berisi 3 orang juri.
Penampilan kami dikomentari dan setelah itu diumumkan apakah kami bisa bergabung dengan tim paduan suara atau tidak.
Saat itu hasilnya saya diterima. Sepanjang perjalanan hobi di dunia tarik suara (gaya), saya selalu mendapat bagian sebagai penyanyi suara 1. Mau bagaimana lagi, suara saya memang sopran, tapi tipis. Wajar saja kalau memanggil mamang jualan atau menyapa orang dari kejauhan, suara saya sering kali tidak kedengaran.
Tingkat akhir SMA, semangat belajar sedang saaangat membara. Masing-masing siswa sibuk belajar untuk mengejar cita-citanya.
Saat itu, semangat saya sedang sangat menggebu: UI, UI, UI!!
Universitas Indonesia, dua kata yang sangat lekat di kepala dan hati saya.
Ujian masuk UI (Simak UI) saya ikuti. Qadarullaah, saya masih belum berjodoh dengan UI dan jakunnya.
Mengikuti saran orang tua, saya mendaftar ujian masuk ITB dan STAN. Alhamdulillaah, saya diterima.
Awal masuk kuliah, saya belum begitu bersemangat. Masih sering menghubungi teman-teman yang diterima di UI, menanyakan keadaan di sana.
Bahkan di tingkat 2, saya sempat membeli formulir snmptn lagi. Masih ingin mendaftar FK UI, walau akhirnya saya memutuskan untuk tetap di sini (ITB).

Alhamdulillahirabbil'alamiin,
Di tengah kurangnya semangat, saya mencoba untuk melebarkan sayap (Sayap seorang mukmin itu ada 2, sabar dan syukur). Saya bersabar dan bersyukur dengan pemberian terbaik dari Allaah untuk saya. ITB, Institut Tarbiyah (Pendidikan) Bandung, akhirnya menjadi lembaga pendidikan paling saya cinta sampai saat ini.
Istiqomah berpakaian muslimah, benar-benar meninggalkan musik, tidak memakai wewangian, adalah hal-hal baru yang insya Allaah hidayahnya saya dapatkan di kampus ini. Allaah memberikan ITB untuk saya, sudah sepaket dengan suasana kondusif dan teman-teman yang selalu mengingatkan dalam kebaikan. Alhamdulillahirabbil'alamiin.
Saya memang tipe orang yang suka dengan ketaraturan, saya tuangkan mimpi-mimpi dalam bentuk tulisan. Saat saya membacanya lagi (mimpi-mimpi saya sebelum masuk ITB dan setelahnya), tidak ada perbedaan yang berati. Gaya menulis saya masih sama, Bonita yang ceria, suka senyam-senyum, tulisannya optimis, dan kata-katanya garing (akhirnya harus ngaku juga -___-). Tapi, ada selimut besar yang membuat mimpi-mimpi SMA dan kuliah menjadi sangat berbeda: TUJUAN. Tujuan mimpi-mimpi saya sudah jelas, sekarang. Alhamdulillaah. Saya sudah menemukan bungkus yang memberi batasan, penjagaan, dan pembeda atas segala kegiatan yang saya lakukan.

Allaah ghayatuna,
Ar Rasul qudwatuna
Al Qur'an syir'atuna
Jihad sabiluna,
Asy Syahadah Ummniyatuna,

rangkaian kata yang membuat segala yang saya lakukan menjadi lebih indah terasa,
urutan tulisan yang membuat saya mengucap syukur setiap ujian datang untuk mendewasakan..
Sebuah bait yang menempa saya untuk setia dalam kesabaran..

Berita sangat membahagiakan sekarang adalah: Saya bisa melanjutkan studi S2 ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia!!
Alhamdulillahirabbil'alamiin. ternyata lulusan kimia ITB bisa lanjut S2 ke FKUI.
Sungguh saya dahulu memilih jurusan kimia itu hanya ikut-ikutan teman.
Dulu saya tidak ada ketertarikan pada satu prodi tertentu di FMIPA. "Jurusan apa saja,lah", kata saya saat itu.
Ternyata di FMIPA, hanya kimia yang bisa lanjut Magister ke FK.
Subhanalloh, saat itu saya belum tahu, lho T___T
Rencana Allaah memang paling paling paling indahnya
:-)

*wah, wah, sudah mulai aneh nih alur cerita tulisan saya*
maaf ya :-D

Intinya, sahabat saya mengatakan,
"Sebanyak apapun teman kuliah, pasti bakal baliknya sama teman SMA lagi"

Untuk dokter dan teman-teman SMA inilah kalimat penutup yang bisa saya berikan:
i try to runaway from you, but my shoes always lead a way back into you
:-)

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, maka Kami akan menambah nikmat kepadamu" (QS. Ibrahim: 7)

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (QS. Az-Zumar: 10)







0 komentar:

Posting Komentar

 

RUANG CAHAYA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez