Sabtu, 17 Maret 2012

KECEWA

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 20.35
Judul post ini memang sengaja dibuat galau karena sesuai dengan isinya yang juga galau #eh :D
Bukan, maksudnya judul yang terlihat galau faktanya saat ini lebih menarik daripada judul yang politis dan birokratis *aku ngomong apa sih*

KECEWA
Satu kata yang sudah dipahami maknanya oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:


ke·ce·wa /kecĂ©wa/ a 1 kecil hati; tidak puas (krn tidak terkabul keinginannya, harapannya, dsb); tidak senang: kami -- thd penyambutannya yg dingin; 2 cacat; cela: tidak ada -- nya; 3 gagal (tidak berhasil) dl usahanya dsb: segala tindakan pengamanan akan tetap -- jika biang keladi kejahatannya tidak dibasmi; 
-- berat sangat kecewa
me·nge·ce·wa·kan v 1 menyebabkan (menjadikan) kecewa; 2 tidak memuaskan: pertunjukan itu sangat ~; 3 menjadikan tidak berhasil; menggagalkan
ke·ke·ce·wa·an n perasaan kecewa


Ya, begitulah terjemahan dari kata kecewa.
Seringkali kita mendengar orang lain berceritera tentang kekecewaannya, tak jarang manusia merasa mengecewakan manusia lain, dan kita sendiri pun sering mengalami perasaan yang tidak nyaman tersebut.

Hal-hal yang menyebabkan kekecawaan tentu sangat banyak.
Penjabaran pada satu post ini tidak akan mampu memberikan rangkuman penyebab-penyebab rasa kecewa.

Namun, bila diperkenankan untuk menarik 1 benang merah penyebab rasa kecewa, saya mendapat 1 rangkuman kata, dan ia adalah: 
Motivasi dan ketergantungan kita pada sesuatu yang tidak layak dijadikan sebagai tempat bergantung.
                 Bergantung pada sesuatu yang memiliki keterbatasan hanya akan berbuah kekecewaan.

Saat kita mempercayakan urusan kita pada sesuatu yang masih bisa salah, masih sering lupa, dan masih tidak jujur, tugas Anda hanyalah menyiapkan banyak stok tisu dan ruang sunyi agar suara tangisan Anda tidak mengganggu orang lain.

Ada 2 poin penting yang harus diingat agar kekecewaan yang Anda rasakan tidak menjadi semakin dalam:
1. Usahakan segalanya dengan seoptimal mungkin dan gantungkan harapan Anda pada Yang Maha Bisa melakukan segalanya.
2. Bila kekecewaan yang Anda rasakan menyangkut kinerja orang lain, cobalah untuk berintrospeksi diri. 
               Apakah Anda telah berusaha untuk membuat orang tersebut mengerti akan apa yang harus dikerjakannya?
Bila Anda hanya kecewa tanpa melakukan apa-apa, berati Anda dan orang yang membuat Anda kecewa skornya adalah satu sama. Karena mungkin ia juga merasa kecewa karena Anda tidak memberikan arahan, kontrol, ataupun contoh yang baik.

Awalnya, saya merasa kecewa pagi ini. saya membaca satu buah thread di kompasiana.com mengenai seorang anak yatim berusia 7 tahun yang harus berjualan bakso dengan upah 1.000-2.00- rupiah perhari. Ibunya adalah seorang penggali lumpur yang tak tentu mendapatkan penghasilan setiap harinya. Selama ini sang Ibu tidak mendapat bantuan pemerintah karena belum memiliki KTP.

Lagi-lagi, kasus ini terjadi di Banten. Setelah soal "out bond" jembatan terekspos ke media, Pemerintah Banten nampaknya belum memberikan penyelesaian masalah yang signifikan. Bahkan, berita terbaru tentang Banten adalah tertangkapnya anak Wakil Gubernur Banten karena menggunakan narkoba.

Huh, sebagai seorang warga Banten, saya merasa sangat kecewa. Belum lagi isu pilkada yang kental dengan KKN.
Kompetensi Pemerintah Banten masih dipertanyakan.
Perkembangan wilayah Banten seolah mandek, padahal industri-industri besar menjamur di wilayah ujung barat Pulau Jawa ini.

Di tengah kekecewaan tersebut, saya mencoba untuk mendinginkan kepala saya.
Posisi saya saat ini masih sebagai Mahasiswa tingkat 3 Perguruan Tinggi di luar Banten. Saya bisa berkontribusi apa untuk memperbaiki keadaan wilayah saya?
Saya jadi terpikir untuk mengajak rekan2 Mahasiswa lain berdemo di depan kantor gubernur.
Tentu saja sebuah demo yang tidak menambah masalah.

Mungkin saja selama ini kontrol dari masyarakat Banten terhadap Pemerintahan masih belum baik, atau mungkin Pemerintah yang masih belum bisa mendengar rakyatnya dengan baik sehingga permasalahan di Banten masih itu-itu saja, bahkan terkesan menjadi masalah abadi.


            Ya Allah, jika ini adalah suatu kebaikan, izinkan kami menyampaikannya dengan cara yang baik kepada pemimpin-pemimpin kami. Dan bila kebaikan ini baik menurut-Mu, jangan biarkan pemimpin-pemimpin kami tidak bisa mendengar pesan kebaikan ini. Sesungguhnya hanya Engkaulah tempat bergantung
Mu

Dago, 18 Maret, 10:30


Lagi
Huh

Awa




Ya

2 komentar:

Fazri Hotelopedia on 17 Maret 2012 pukul 21.42 mengatakan...

Sebagai yang pernah menjadi penduduk Banten selama 6 tahun, aku pun sering merasa kecewa.
Kecewa pada diri yang dalam 6 tahun di sana masih belum bisa memperbaiki suasana. :(

#BerdoaTukBanten

Bonita Ayu Andhira on 18 Maret 2012 pukul 04.14 mengatakan...

Aamiin, semoga banyak bermunculan generasi pelurus di Banten ya,Kang. Terima kasih atas do'anya :-)

Posting Komentar

 

RUANG CAHAYA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez