Selasa, 26 November 2013

Tafsir Surat Al Insyiqaq

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 22.46
TAFSIR QUR’AN SURAT AL INSYIQAQ

Oleh: Ustadz Gaos Abdul Hamid
*dan tambahan catatan dari beberapa ta’lim lain, in Syaa’ Allaah berhubungan
16 November 2013
Bismillaahirrahmanirrahiim
·         Dalam muqadimahnya, ahli tafsir sepakat bahwa Al Insyiqaq adalah surat Makkiyah
·         Tema surat: Hari kiamat dan hari pembalasan. Cara pembagian buku catatan amal dan menggambarkan keadaan yang menimpa orang yang menerimanya

·         Karakter Surat Al Insyiqaq dan surat Makkiyah pada umumnya:
1.       Menceritakan kejadian hari akhir
2.       Kata-kata dalam surat Al Insyiqaq menusuk hati
3.       Dilatari gambaran-gambaran indah penciptaan Allaah
·         Sentuhan surat Makkiyah:
1.       Membentuk kekuatan iman
2.       Menyentuh alam berpikir (akal)

·         Perbedaan Surat Makkiyah dan Surat Madaniyah:
A.      Surat Makkiyah
1.       Penuh syair dan ungkapan perasaan (sulit diterjemahkan)
2.       Menggunakan kalimat baligh dan fasih. (baligh: berasal dari kata balaghoh yang berarti nilai kedalaman sebuah kata)
3.       Berisi nasihat, bimbingan, tauhid, hari kiamat, sejarah umat-umat terdahulu, dan adzab.
4.       Menggunakan banyak pemisah, biasanya pendek-pendek.
5.       Tidak berisi debat dan dialog dengan yahudi dan Nasrani
6.       Sedikit perintah tentang ibadah, fokus pada aqidah dan tauhid
7.       Tidak membahas jihad, hanya membahas dakwah tabligh, nasihat, dan menggunakan kata-kata yang halus.
B.      Surat Madaniyah
1.       Mendalam, kuat, kokoh (maknanya lugas, mengena pada akal)
2.       Menggunakan kalimat-kalimat ushul dan Undang-Undang syari’ah, mudah dicerna.
3.       Berisi hudud, fura’id, dan hukum-hukum
4.       Tidak terlalu banyak menggunakan sajak dan perintah, pemisahnya selalu banyak
5.       Berisi dialog dengan Yahudi dan Nasrani
6.       Berisi perintah ibadah dan amal
7.       Berisi perintah jihad, menjelaskan hukum jihad dengan perintah dakwah, tabligh, dan irsyad
·         3 Bahasan Utama Surat Al Insyiqaq:
1.       Mukmin menerima catatan amal dari kanan
2.       Kafir menerima catatan amal dari belakang
3.       Manusia melalui proses kehidupan

·         Kisah-kisah Inspiratif
1.       Kisah Ummar Ibn Khaththab di Mesir
Ketika di Mesir terjadi bencana gempa yang memporak-porandakan Mesir, khalifah Ummar Ibn Khaththab mengunjungi tempat itu. Ketika pertama kali sampai di sana, Ummar radhiyallaahu ‘anhu mengatakan, “Dosa apa yang kalian lakukan kepada Allaah? Sampai terjadi gempa yang sedahsyat ini?”
Hikmah: Bahwa yang mendatangkan bencana adalah dosa-dosa kita. Sesungguhnya nikmat itu datangnya dari Allaah Subhanahu wa Ta’ala dan bencana tidak datang kecuali karena manusia mencelakakan dirinya sendiri
2.       Kisah sahabat dan unta
Sahabat Radhiyallaahu ‘anhuma bila tidak mampu mengendalikan untanya akan menangis tersedu-sedu sambil beristighfar 1000 kali memohon ampun kepada Allaah Subhanahu wa Ta’ala. Mengapa? Karena Allaah telah menjanjikan untuk menundukkan laut dan hewan untuk orang yang beriman. Para sahabat takut bila mereka tidak termasuk ke dalam golongan mukminin karena tidak bisa mengendalikan untanya.
3.       Sejarah Diturunkan Manusia
Dalam sejarah, manusia diturunkan ke dunia sebagai hukuman. Adam Alayhis Salam dan Hawa diturunkan ke Bumi dari syurga oleh Allaah Tabaaraka wa Ta’ala karena mereka melanggar perintah Allaah untuk tidak memakan buah khuldi di syurga. Sebagai hukumannya, Allaah menurunkan mereka ke Bumi.
Hikmah: Manusia pertama kali diturunkan ke bumi karena hukuman, maka sudah sewajarnya bila manusia merasakan hidup ini berat untuk mereka. Dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir Rahimahullaahu Ta’ala, dijelaskan bahwa setiap manusia pasti bekerja keras dan bersusah payah dalam hidupnya, baik tujuannya hanya dunia ataupun dunia akhirat. Sebagai seorang mukmin yang Allaah karuniai akal, tentu saja orientasi tujuan kita adalah akhirat, dengan tidak melupakan bagian kita di dunia.
Bagian-bagian untnuk manusia di dunia:
a.       Kesehatan
b.      Kecerdasan
c.       Kekuasaan: Bila kekuasaan mampu mendekatkan manusia kepada Allaah, maka kekuasan adalah seutama-utamanya jihad
d.      Kekayaan
4.       Kisah Sa’ib Ibn Amir radhiyallaahu ‘anhu
Sa’id Ibn Amir adalah seorang sahabat yang Allaah karuniakan usia yang panjang hingga Beliau masih hidup pada zaman kekhalifahan Ummar Ibn Khaththab Radhiyallaahu ‘anhu. Karena keshalihah dan kejujurannya, Sa’id dijadikan Gubernur Syam oleh Khlifah Ummar. Pada suatu hari, dilakukan sesnus penduduk untuk mengetahui keadaan ekonomi penduduk Syam. Setelah didata berulang kali, didapatkan bahwa nama Sa’id Ibn Amir berada pada peringkat paling atas sebagai orang termiskin di daerah Syam. Umar merasa sangat kaget. Beliau mengutus seorang ajudan untuk memberikan hadiah sebesar 100 dinar kepada Sa’id.
Utusan tersebut tiba di rumah Sa’id dengan membawa tas berisi hadiah 100 dinar.
“Assalaamu’alaykum warahmatullaah wabarakaatuhu”, seru sang ajudan.
“Wa’alayukumussalaam warahmatullaah wabarakaatuhu”, jawab Sa’id.
“Benarkah ini rumah Sa’id Ibn Amir Gubernur Syam?”
“Ya, benar”, kata Sa’id
“Saya adalah utusan Amirul Mukminin, diamanahkan untuk memberikan ini kepada Anda”, kata ajudan memperkenalkan diri
“Apa ini?”, tanya Sa’id Ibn Amir
“Ini adalah bungkusan berisi 100 dinar untuk Anda”, jawabnya
“Asataghfirullaahaldziim, demi Allaah, aku tidak akan membiarkan uang ini menginap di rumahku barang satu hari saja! Bagaimana bisa Sa’id menyimpan uang sebanyak ini sedangkan di luar sana masih ada penduduk yang perutnya kepalaran? Bagikan ini untuk rakyatku”. *Subhanallaah, padahal sudah disensus berulang kali dan Sa’id adalah orang termiskin di daerah Syam. Semoga Allaah meridhoi Beliau*
Akhirnya, utusan itu membagikan 100 dinar tersebut kepada rakyat Syam. Istri Sa’id mendengar perihal hadiah dari Amirul Mukminin itu. Ia merasa bersedih, sebagai istri, ia sangat merasakan betapa sulitnya kehidupan ekonomi keluarganya. Sa’id memahami kesedihan istrinya. Ia mendatangi istrinya dan berkata, “Istriku, aku pernah mendengar rasulullaah shalallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda, ‘Bila bidadari surga menampakkan sedikit wajahnya di ufuk barat, niscaya sinar matahari akan tertutup karenanya’, tapi demi Allaah, lanjut Sa’id, aku akan lebih memilih kamu sebagai bidadariku di surga nanti”. Istri Sa’id tersenyum kembali dan ia ridho kepada keputusan suaminya itu.
Hikmah: Allaah Subhanahu wa Ta’ala sudah menyiapkan balasan yang sempurna pada orang-orang yang melakukan perdagangan yang menguntungkan di dunia. Yakni menjual dirinya untuk Allaah, dengan mengorbankan harta dan jiwa untuk berjuang di jalan-Nya. Sedikit tambahan kisah dari Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani. Saat itu beliau sedang dalam perjalanan menaiki kereta dengan pakaian yang indah. Di tengah jalan, ia dicegat oleh seorang Yahudi yang miskin dan berpakaian compang camping. Orang Yahudi itu bertanya, “Hai, Ibnu Hajar, bukankah dunia itu surganya orang kafir dan nerakanya orang-orang mukmin? Lihatlah, aku miskin dan kau kaya. Berarti akulah mukmin itu dan kamu kafir”.
Ibnu Hajar menjawab sambil tersenyum, “Sesungguhnya nikmat yang Allaah berikan pada mukmin di dunia ini hanya sedikit sekali bagian dari nikmatnya yang kekal di syurga nanti. Maka dari itu disebutkan bahwa dunia adalah nerakanya orang-orang beriman. Sedangkan untuk kaum kafir, kemiskinan dan penderitaan orang-orang kafir hanyalah sedikit sekali bagian dari siksaannya yang berat di neraka kelak, maka dari itu disebutkan bahwa dunia adalah surganya orang-orang kafir”.
Orang Yahudi itu langsung menangis tersedu-sedu dan menyatakan diri masuk islam.

Semoga catatannya bermanfaat, Baarakallaahu fiikum
J



0 komentar:

Posting Komentar

 

RUANG CAHAYA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez