Kamis, 10 Oktober 2013

Cinta Tulus Dari Saya

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 19.39
Bismillaahirrahmanirrahiim

Mungkin ini akan menjadi tulisan paling singkat yang saya buat di blog saya. Karena saya faham betul, orang-orang sudah merasa jengah, bosan, untuk mendengar dan membaca bahasan tentang cinta yang sering kali memang terlalu dibesar-besarkan. Ya, kegalauan cinta sudah terlanjur memenuhi hati dan pikiran manusia melebihi porsinya.

Belum bisa dikatakan sebagai cinta yang tulus, ketika seseorang diberikan beban, tugas, dan tuntutan, lalu ia melaksanakan itu dengan sebaik-baiknya.
Karena cara yang benar dalam mengukur cinta adalah saat ia tidak meminta apa-apa dan kita rela memberi segala untuknya.

Siapapun, yang saat ini sedang dibebankan amanah, tugas, tuntutan, beban, atau apapun lah itu namanya, mari sejenak kita cek lagi sebesar apa cinta kita kepadanya. Karena sesungguhnya pembuktian cinta kita bukan ada pada betapa baik penilaian manusia, seberapa banyak tumpukan laporan pertanggungjawaban, atau bagaimana cantiknya data rekapitulasi kegiatan yang ada. Sama sekali bukan hal-hal yang saya sebut itu patokannya.

Tapi, mampukah kita tetap melakukan kebaikan yang sama, saat laporan pertanggungjawaban yang ada hanyalah catatan amal yang kita dan orang lain tidak bisa melihatnya? Adalah kebaikan dan wujud cinta yang nyata saat seseorang mendo'akan orang lain tanpa sepengetahuannya.

Ah, ada satu kisah cinta paling indah di dunia yang tentu saja kita sudah tahu jalan ceritanya.
Ini adalah tentang pahlawan kita semua, tentang revolusioner islam yang karenanya dunia jadi benderang penuh cahaya. Ya, dia lah Rasulullaah Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam, yang di akhir hayatnya memberikan kita pelajaran tentang cinta yang paling tulus sepanjang masa.

"Ketika nyawa sudah di tenggorokan, ketika suara sudah lirih dan sulit sekali dengar, ketika perjuangan dakwah dan derita dunia sudah hampir usia masanya, ketika seluruh pintu syurga telah dibuka lebar untuknya, ketika malaikat-malaikat yang taat sudah berjajar rapi menyambut ruh sucinya, ketika Dzat Yang Maha Cinta sudah tak sabar menanti kekasih-Nya, Beliau Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam masih mengutarakan kecemasan dan tanda cinta lewat lisan sucinya, 'Ummatku, ummatku, ummatku'."

Siapakah yang Beliau sebut itu?
Siapakah yang masih membuat Beliau ragu memasuki syurga yang luasnya seperti langit dan bumi?
Siapakah yang bisa membuat kekasih dan Tuhannya berjumpa lebih lama?

KITA !!
Ummat Rasulullaah Shalallaahu 'Alayhi wa Sallam, In Syaa' Allaah.
Lalu siapakah kita?
Kita adalah manusia-manusia yang berbeda jarak lebih dari 1400 tahun dengan Beliau yang tercinta.
Yang sama sekali Beliau tidak pernah melihat kita.
Tidak tahu apakah akan baik atau buruk perangai kita.
Yang Baginda Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam ingin jika derita sakaratul mau kita ditanggung semua olehnya.

Subhanallaah,
Subhanallaah..
Sungguh engkau Rasul yang diturunkan ke bumi dengan segala kelembutan hati.

Ya Rasulullaah, aku berjanji, dengan Ayah dan Ibuku sebagai tebusannya, engkau adalah manusia yang paling aku cintai di dunia. 




0 komentar:

Posting Komentar

 

RUANG CAHAYA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez