Dariku Untuk Semua
Assalaamu’alaykum warrahmatullaahi wabarakatuhu
Tulisan
ini adalah tulisan paling berat yang pernah saya buat di dalam blog saya. Bukan
karena konten dan diksinya, tapi karena kekhawatiran saya bila saja rangkaian kalimat ini tidak bisa
mewakilkan rasa syukur dan terima kasih yang sangat besar –yang mungkin memang
tidak pernah bisa dituangkan dalam tulisan- kepada Allah, keluarga, sahabat,
dan segenap ciptaan-Nya yang mencintai saya.
Entah,
kemarin adalah tanggal 5 April yang ke berapa, yang saya lewati dengan penuh
suka cita. Tidak ada yang istimewa dengan hari ini. Tanpa lahirnya seorang
manusia seperti saya pun, saya yakin langit akan tetap berwarna biru dan bumi
akan selalu setia menempati peredarannya. Hand phone yang berdering terus-menerus
menjadi ciri khas hari ini. Mungkin kunjungan fb saya paling tinggi ada di hari
ini, pun begitu, akun twitter saya paling banyak mendapat mention di hari ini. Sms,
telepon, bbm, voice notes blackbery, mention twitter, wall fb, bahkan via email,
banyak sekali jumlah ucapan selamat dan do’a yang saya dapatkan.
Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Seumur
hidup, saya tidak pernah dengan sengaja merayakan hari lahir saya. Tetapi,
selalu saja tersedia kue tart, lilin, dan hadiah untuk saya dari orang-orang
tercinta. Kejutan yang selalu terulang tiap tahun. Lucunya, walaupun kejadian
itu selalu rutin terjadi, saya tidak pernah mengharapkan bahwa tahun depan saya
akan mengalaminya lagi.
Bila
dipikirkan, “Mana bisa Mahasiswi seperti saya membeli kue tart di The harvest
atau Cizz yang ukurannya besar?” Mungkin bisa, tapi tentu saja saya akan lebih
memilih untuk mengalokasikan uang sebsar Rp. 200.000,00 itu untuk membeli
kebutuhan yang lebih penting. Nyatanya, SETIAP
TAHUN (sejak kuliah) saya selalu mendapatkan kue itu secara gratis. Bukan
hanya kue saja, tapi sepaket dengan kejutan dari teman-teman yang mnyengaja
datang tengah malam ke kamar kos saya. Alhamdulillahi rabbil’alamiin, terima
kasih banyak, teman-teman :”)
Ada yang
berbeda dengan tahun ini, saya mendapat kejutan itu siang hari, tidak tengah
malam seperti biasanya. Bukan, bukan karena teman-teman saya lupa, tapi karena
saya pulang ke Banten. Hehe. Sampai-sampai teman saya bilang begini, “Maaf
telat ya, abis ada yang pulang sih”. Hihihi.
Bila
saya lihat sekeliling isi kamar kos saya, hampir semua barang-barang yang ada
adalah hadiah dari teman-teman saya. Boneka saya banyak, dan dari semuanya,
hanya ada 1 boneka yang saya beli sendiri. Yang lainnya, tentu saja hadiah dari
teman-teman tercinta. Tahun ini bertambah keluarga besar boneka saya, Si Cantik
Hello Kitty dan Si ganteng Teddy Bear sudah resmi menjadi anggota baru. Terima
kasih banyak Upie dan Alfi, untuk bonekanya :D. Hadiah lainnya adalah kue tart
Cizz yang ukurannya cukup besar (dan rasanya enak sekali). Kue ini memang jenis
kue favorit saya, cake keju dengan topping buah segar dan ucapan di atas
cokelat putih bertuliskan “Happy Birthday Bonita”.
Sebuket
bunga cantik, sebuah frame foto Mickey Mouse (tokoh kartun favorit) juga
menjadi pendatang baru di kamar saya. Tak lupa, tambahan pengetahuan dari buku
“Kado Pernikahan” yang menjadi hadiah di hari bahagia saya ini. Lemari baju
saya pun semakin ramai dengan kehadiran sebuah rok ungu cantik dan pasmina yang
anggun. Alhamdulillaahirabbil’alamiin. Segala puji bagi Allah, terima kasih,
teman-teman :”D
Saya tak
habis pikir, dan bila dipikirkan, memang sulit rasanya menemukan jawaban
mengapa orang-orang begitu perhatian dan sayang terhadap saya. Tahukah, dari
dulu hingga sekarang, ada seorang sahabat saya yang SETIAP HARI, sebanyak TIGA
KALI DALAM SEHARI, mengingatkan saya untuk makan dan minum obat tepat pada
waktunya bila saya sakit. Tak peduli apapun penyakitnya, mulai dari flu dan
masuk angin biasa, atau sampai sedikit serius seperti tifus dan demam berdarah.
Di hari biasa, ia serang mengirim pesan singkat yang isinya hanya berisi: Kamu
jangan lupa makan, jaga kesehatan.
Lebih
membuat merinding lagi, ada sahabat saya yang SETIAP HARI membangunkan saya untuk menjalankan shalat sunnah
qiyyamul lail, memberikan tausyiah, mengingatkan tilawah –apakah sudah 1 juz
dalam sehari atau belum-, mengingatkan untuk shalat dhuha, dzikir Al Ma’tsurat,
dan hafalan Qur’an pekanan. Subhanallaah. Semoga Allah membalas segala
kebaikanmu, ukhti. Betapa bangga dan irinya aku pada dirimu, di usia kita yang
hampir sama, kau sudah mempersiapkan amal jariyahmu untuk bekal di kehidupanmu
yang sesungguhnya. Baarkallaahu fiikum, wa Jazaakillaahu khayron katsiir :”)
Ada
lagi, sahabat saya yang tak kalah luar biasa. Ada 1 kajian di radio MQ FM yang
sering kami dengarkan, bila saya tidak sempat mendengarkan kajian itu, maka
dengan suka rela, tanpa diminta, IA
MEREKAMKANNYA UNTUK SAYA. Subhanallooh, balasan yang lebih baik pasti
datangnya dari Allah, ukh. :”)
Yang
terbaru, saat saya sedang flu ketika mengikuti kulap, dan sahabat saya
mengetahui bahwa saya sedang kurang enak badan, keesokan harinya dengan
tiba-tiba ia mengajak saya bertemu di kampus. Saya keluar kelas sebentar untuk
menemuinya. Dan apa yang terjadi? Saya melihat ia membawa sebuah tas dan segera
memberikan tas itu kepada saya sambil mencubit pipi saya dan mengatakan “Semoga
cepet sembuh ya”. Ketika saya buka, isinya adalah sekotak kue berisi cokelat
dan keju serta sebuah jus buavita rasa mangga dengan ukuran paling besar.
Subhanallooh. Semoga Allah menambah
kebaikan yang ada padamu, ukh.
Begitulah,
sedikit sekali contoh cinta Allah kepada saya melalui kebaikan hati orang-orang
terdekat saya. Alasan paling mudah untuk mencintai adalah karena kita dicintai.
Sungguh, saya tak punya satu pun alasan (walaupun saya mencoba untuk
mengada-adakannya, kenyataannya itu tak akan pernah bisa) untuk tidak
memberikan segenap cinta saya kepada Allah. Mencinta Allah, dengan berjihad
dengan harta dan jiwa. Insya Allah.
Kejutan di kelas biopang |
Sudah
hampir usai tulisan saya, tapi kekhawatiran yang saya tulis pada alinea pertama
tak kunjung berkurang rasanya. Ah sudahlah, walau persembahan ini tak kan
pernah bisa mengungkapkan dengan sempurna rasa syukur dan terima kasih saya,
semoga Allah Yang Maha Segala memberikan barakah pada setiap detik usia kita.
Aamiin, Allahumma aamiin.
Barakah,
di saat apapun ia akan selalu membawa suka..
Barakah, sebuah ketenangan di hati,
kelapangan di dada, kejernihan di akal, dan rasa nikmat di jasad..
Barakah, memberikan keceriaan musim semi
walau badai hebat sedang melanda hidup kita..
Barakah, ia membawa senyum walau air mata
menitik-nitik..
Barakah, ia yang menyergapkan rindu di
tengah kejengkelan..
Barakah, sang penyedia rengkuhan dan belaian
lembut di saat dada kita sesak oleh masalah..
Jazaakumullaahu khayron katsiir, atas
segala kebaikan yang telah antum berikan kepada saya.
Alhamdulillaahirabbil’alamiin. Semoga saya termasuk orang yang selalu bersyukur
dan bersabar atas segala “kejutan” yang Allah berikan dalam hidup saya. Tak
lupa, semoga saya masuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung, yang
selalu menilai diri dan bermuhasabah. Yang terpenting, semoga barakah Allah
selalu menemani di manapun saya berada. Akhirul qalaam, “Baarakallaahu fii kum”
J
Ada sebuah lagu dari Gita Gutawa. Saya
tahu lagu ini karena adik saya memiliki kaset Gita Gutawa, judulnya: Selamat Datang Cinta. Saking sukanya
dengan lagu ini, saya sampai pernah menulis ulang liriknya di dalam buku saya.
Denganmu,
sepiku kan berganti..
Dulu,
pada tanggal 5 April sekitar bertahun-tahun yang lalu, saya pernah merasakan
kesepian. Kesepian yang tidak sendirian. Ya, ia selalu ditemani dengan
kesedihan. Sedih yang tidak bisa diungkapkan. Rangkaian kata yang baru saya
tuliskan adalah pernyataan denotatif. Saking sedihnya, saya sampai tidak bisa
menangis, tidak bisa berkata-kata. Berhari saya mengalami perasaan gulana
seperti itu.
Berganti
keindahan yang tak pernah ku rasa..
Apakah ganti dari kesepian yang saya rasa
saat itu? Jawabannya saya dapatkan kemudian. Jawaban itu adalah keindahan.
Keindahan yang lebih hebat daripada kesepian dan kesedihan yang pernah saya
rasakan. Rasa yang sama-sama tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Keindahan
yang hanya mampu dinikmati dalam diam. Kenikmatan luar biasa, saat seorang
manusia merasa sangan mencinta dan dicinta oleh Sang Maha Cinta.
Gemuruh,
Gelora di Jiwaku, Taklukan keraguan dan ketakutan hatiku..
Ada rasa ragu dan takut yang mendalam saat
itu. Namun, ada keyakinan besar di dalam dada saya bahwa saya harus membuat
keputusan yang mungkin (lebih dekat kepada pasti) akan menyakitkan saya dan
orang lain. Poin terakhir yang paling sulit. Saya tidak pernah mau menyakiti
orang lain. Siapapun yang mengalami sakit hati lebih dulu, orang yang akan
paling sakit hatinya tetap saya. Karena diri saya harus jua merasakan sakit
hati yang dirasakan orang lain karena keputusan yang saya buat ini. Namun, saya
Insya Allah tetap teguh dengan keputusan saya, biarlah saya menyakiti dia
dunia, tidak di akhirat sana, alam yang akan kekal pembalasannya :”)
Selamat
datang cinta di hatiku, ku sambut hadirmu..
Berikan aku, cinta, rahasia kehidupan.. Tanpa engkau, cinta, aku buta..
Kau cahaya hati..
Saya sambut dengan sangat suka cita,
kehadiran cinta Allah yang besar dalam hidup saya. Yang cahayanya bak lentera,
menerangi seluruh sisi gelap dalam hidup saya. Segalanya menjadi jauh lebih
terarah, langkah kepada kebaikan terasa lebih mudah. Alhamdulillaah..
Cinta
Tak Pernah Salah dalam Memilih.. Cinta Tak Pernah Salah dalam Memilih..
Mengapa hamba ya Allah? Mengapa hamba yang
masih bergelimang dosa ini yang Kau terangi hati dan jiwanya kembali? Sedang
paman Nabi yang mengurusnya hingga mati tetap Kau biarkan dalam kekafiran? Ya
Rabb, sungguh besar kasih-Mu padaku. Jika air dari lautan dijadikan tinta pun,
tak akan pernah cukup ia untuk menuliskan rasa syukurku pada-Mu. Segala Puji
Bagi-Mu, duhai Penggenggam Jiwaku.. Aku sempat tak yakin mengapa harus diriku
yang begitu beruntung mendapatkan hidayah dari-Mu? Lagi-lagi, dan akan selalu
begini: Cinta Tak Pernah Salah Dalam
Memilih. Alhamdulillaahi rabbil’alamiin J
Orang-orang
yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Rabb-nya, dan bahwa mereka akan
kembali kepada-Nya (QS. Al Baqarah: 46)
Yang paling aku takutkan ialah keakraban hati dengan kemunkaran dan
dosa,
Jika kedurhakaan berulang kali dikerjakan, maka jiwa menjadi akrab
dengannya,
Hingga ia tak peka lagi, mati rasa.. (Hasan Az Zayyat, Rahimahullah)
Para pecinta sejati tak suka berjanji,
Tapi begitu mereka memutuskan untuk mencintai,
Mereka akan segera membuat rencana untuk memberi (Muhammad Anis Matta)
0 komentar:
Posting Komentar