Rabu, 19 Februari 2014

Jatuh Cinta Pada Diri Sendiri

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 03.51 2 komentar
Bismillahirrahmanirrahim

Tulisan ini bukan tentang kenarsisan, tetapi hasil ta'lim 'Sederhanalah Bicara Cinta' dengan Ustadz Fauzil Adhim dan Kang Tony Raharjo tanggal 15 Februari 2014 di masjid Al Istiqomah lalu, dan dari sedikit pemikiran saya yang boleh dibaca boleh tidak. hehe
Ustadz Fauzil Adhim mengatakan, "Kita sama sekali tidak perlu memusingkan pendapat orang lain soal kita, karena pada hakikatnya, apabila seseorang jatuh cinta, sebenarnya ia hanya jatuh cinta pada nilai-nilai yang ia tanamkan pada dirinya sendiri".

Saya cukup mengerti dan sependapat dengan pandangan Ustadz. Saya merasakan sekali betapa dulu saya tidak bermasalah dengan seorang lelaki yang hobi bermain game seharian. Namun kini, setelah saya beberapa kali mencelupkan diri dalam organisasi, saya jadi (ah, maaf ya) berpikir, "Lelaki yang tidak pernah berencana untuk 'Heal The World Make It A Better Place' itu selamanya tidak akan pernah menjadi dewasa, berapa pun usianya".

Mungkin para istri Khalufaur Rasyidin yang usianya terpaut jauh dengan suaminya itu, mau dengan senang hati menerima pinangan lelaki paruh baya *atau mungkin lebih dari itu* (Utsman Ibn Affan Radiyallahu 'Anhu menikahi Nayla wanita cantik primadona negara (18 th) saat usia Beliau 76 tahun) karena para pemimpin besar dunia tersebut telah menghabiskan waktu mudanya bersama Rasulullah, berjuang di jalan Allah. Dan merupakan suatu kehormatan besar bagi para istri saat Beliau Radiyallahu 'Anhuma mau menghabiskan sisa waktunya sebelum bertemu Allah dengan mereka.

Memang tidak ada lelaki manapun saat ini yang bisa dibandingkan dengan Khulafaur Rasyidin yang telah jelas Allah Subhanahu wa Ta'ala jaminkan ridho-Nya pada QS At Taubah ayat 100. Tetapi setidaknya, percakapan seperti ini masih terdengar indah bagi saya:
"Kamu telah menghabiskan waktu mudamu untuk banyak belajar dan menebar manfaat untuk ummat. Adalah suatu kebahagiaan dan kehormatan bagi saya, bila kamu mau lebih banyak belajar, lebih banyak berkarya, dan lebih bersemangat menebar manfaat dengan saya, di sisa waktumu, sebelum kamu bertemu dengan Dzat yang sebenarnya paling ingin kamu temui"
(Saya jadi merasa sedang menulis dialog FTV)

Satu hal yang sangat saya sepakati dari ta'lim ini adalah: Dalam hubungan sosial apapun, ketidakserasian pasti bersumber dari ketimpangan iman. Tidak mungkin terjadi percekcokan bila iman tiap orang, atau setidaknya satu orang di dalam hubungan interaksi tersebut dalam kondisi optimumnya. Rasululullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam selalu 'menelan' amarahnya. Ya, bukan hanya menyembunyikan, tapi betul-betul menelan, sampai kemarahan itu bukan hanya tidak terlihat, tapi benar-benar tidak ada lagi. Beliau hanya marah bila karena hal tersebut, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadi murka.

Semoga kita senantiasa mau belajar dan mencontoh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan generasi terbaik yang ridho kepada Allah dan Allah Subhanahu wa Ta'ala pun ridho kepada mereka.

Semoga kita lah tamu yang akan Baginda sambut dengan senyum seterang purnama di Telaga Kautsar yang telah Allah berikan untuknya.

Aamiin Allahumma Aamiin




 

RUANG CAHAYA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez