Sabtu, 26 Oktober 2013

Tumbuh Kembang Anak Usia 2-4 Tahun

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 06.01 0 komentar
Bismillaahirrahmanirrahiim

Diambil dari pengajian Ibu-Ibu wali murid dan Ibu Bapak Guyu Sekolah Bermain Balon Hijau,
Oleh: Teh Yenni, Psi
*dengan sedikit penambahan dan perapihan materi oleh Bonita (siapa pula orang ini)*

Rentang usia 2-4 tahun merupakan "usia emas" tumbuh kembang anak. Sebetulnya secara umum, golden age ada pada usia 0-5 tahun (dari dalam rahim Ibu sampai 5 tahun). Namun, karena Sekolah Bermain Balon Hijau (SBBH) adalah sekolah bermain untuk anak usia 2-4 tahun, maka pembahsannya dikerucutkan menjadi tumbuh kembang anak pada usia 2-4 tahun.

Terjadi salah persepsi yang turun temurun dan akhirnya membudaya pada orang tua, terutama Ibu, dalam mendidik anaknya. Ibu sering kali membuat dikotomi aktivitas. Selama ini, mendidik anak selalu dipisahkan dengan aktivitas-aktivitas rumahan lainnya, seperti memasak, menyuci, menyapu, menyetrika, dan sebagainya. Padahal, segala aktivitas yang dilakukan saat orang tua sedang bersama anak adalah waktu mendidik anak itu sendiri.

  • Mengembangkan Kecerdasan Motorik Anak
Perkembangan motorik anak di usia golden age sangatlah pesat dan proses imitasi pada fase ini sangat lah hebat. Orang tua harus memanfaatkan jangka waktu itu untuk memberikan sebaik-baik teladan dan pendidikan pada anaknya.

Misalnya, saat sedang memasak, yang umum terjadi saat ini adalah seorang Ibu  menidurkan anaknya dulu, lalu setelah itu ia melakukan aktivitas masak-memasaknya. Padahal, itu (memasak) adalah waktu yang sangat potensial untuk mengembangkan kecerdasan motorik anak.
Ibu bisa megenalkan nama sayur-sayuran, buah-buahan, dan alat-alat dapur pada anak.

Contohnya dengan mengatakan dan menunjukkan sayuran wortel:
"Adek, ini namanya wortel. Coba adek pegang wortelnya. Wortel ini warna orens"
Kalimat singkat dan sederhana, tapi sudah ada 3 pelajaran yang bisa ibu berikan pada anaknya. Pertama, belajar mengenal sayuran | Ke dua, belajar mengenal tekstur (tingkat kekerasan) | Ke tiga, belajar mengenal warna.

Atau contoh lainnya:
"Anak baik, ini tahu. Tahu warnanya kuning. Pegang tahunya. Loh, kok hancur ya?"
Dari sini anak bisa mengenal makanan tahu yang berwarna kuning dan lembut.

  • Mengajarkan Tanggung Jawab
Sedari kecil, anak harus sudah dijarkan bertanggung jawab atas apa-apa yang dia lakukan. Biasakan anak membereskan mainannya sendiri. Memang tidak mudah membuat anak kecil membereskan mainannya, maka orang tua harus sabar dan telaten dalam memberikan pendidikan. Kalimat, "Adek, mainannya beresin", tanpa contoh dan pendampingan adalah bentuk kalimat lain dari, "Ya udah Ibu yang beresin".
Proses yang benar dalam menyuruh anak bertanggung jawab untuk membereskan mainannya adalah seperti ini:

1. Bertanya dahulu kepada anak.
Orang tua: "Adek, kok mainannya jadi ada di sini. Siapa yang habis main?"
Anak: "Aku"
Orang tua: "Tadi ngambilnya dari mana?"
Anak: "Dari situ" kalau anak menjawab "Tidak tahu", maka orang tua harus menunjukkan di mana sebenarnya tempat mainan itu.
Orang tua: "Masukkin lagi ke tempatnya, nanti Ibu/Ayah bantuin"
*Kalimat: "Ibu/Ayah bantuin" adalah bentuk dukungan orang tua kepada anak, dengan beban tanggung jawab tetap ada di anak tersebut.

2. Menghukum Anak
Bila anak tetap tidak menuruti orang tuanya, maka dibutuhkan metode hukuman dan penghargaan untuknya. Misalnya, saat anak mengelak membereskan mainannya, orang tua berhak memberikan konsekuensi atas perbuatan anaknya itu. Contoh, dengan melarang ia menonton acara kesukaannya. Menonton televisi (acara yang bermanfaat) bisa digunakan sebagai ajang “pemberian hadiah” bagi anak, karena secara fitrah anak-anak memang suka menonton acara televisi yang sesuai dengan usianya. Sangat sayang bila anak beranggapan bahwa menonton tv hanyalah kebiasaan sehari-hari. Buat agar kegiatan menyenangkan baginya itu seolah adalah “reward” atas perilaku baiknya.

Dalam melarang atau memberikan hukuman, orang tua harus mengetahui beberapa hal:
2.1. Anak usia 2-4 tahun tidak mengenal kalimat negatif.
Contohnya, saat anak berlarian dan orang tua mengingatkan: “Jangan lari-lari”, maka dia akan berlari semakin kencang. Kalimat“Jangan main tanah”, berarti terus saja main tanah bagi anak-anak.
Kalimat larangan yang benar untuk anak-anak adalah seperti ini: “Adek, lari-lari terus nanti jatuh loh, terus  berdarah”, atau “Hii, di tanah kan banyak cacing, banyak kotoran. Kotor tuh, jijik deh”.

Orang tua juga harus konsisten dalam memberikan hukuman dan hadiah kepada anak. Jangan sampai anak menganggap remeh “reward and punishment” itu. Bahayanya lagi, dan ini adalah tahap yang paling fatal dalam hubungan apapun, bila orang-orang dalam sebuah interaksi sosial sudah saling kehilangan respek. Jangan sampai anak tidak menghargai orang tuanya dan sebaliknya.

2.2 Tidak Ada Anak yang Berniat Jahat
Berbeda dengan orang dewasa, bila seorang anak terlihat menjambak rambut kawannya, belum tentu berarti ia benci pada temannya itu. Bisa jadi ia merasa rambut temannya itu bagus dan panjang sehingga ia ingin memegangnya.
Jadi, tahap pertama yang harus dilakukan bila anak melakukan perbuatan yang negatif adalah: Tanyakan terlebih dahulu mengapa mereka melakukan itu. Percayalah, pada fitrahnya tidak ada anak kecil yang berniat jahat, berkonspirasi, iri hati, dan penuh dengki. Jangan sampai orang tua gegabah mengatakan, “Kamu nakal banget sih!”, tanpa tahu alasan mengapa anak melakukan perbuatannya itu. Jangan, sungguh jangan sampai justru orang tuanya lah yang memberikan label buruk pada anaknya sehingga predikat itu terngiang-ngiang sampai ia dewasa, dan menjadi realita. Atau jangan sampai kita menjadi orang tua yang sok tahu, dengan kemampuan terbatas dan emosi yang berlebihan kita menghakimi anak kita hiperaktif, padahal rentang usianya masih dalam tahap golden age (0-5 tahun). Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, kita baru bisa mengetahui apakah anak kita hiperaktif atau tidak itu di usianya yang ke 7 tahun. Maka bila anak kita tampak lincah, banyak tanya dan selalu ceria, maka berprasangka baiklah, ia memiliki kecerdasan dan tenaga lebih dari Allaah Tabaraka wa Ta’ala. J

·        Hal-hal apa saja yang harus dimiliki orang tua ?

1.     Ilmu pengetahuan
Anak sangat percaya pada orang tuanya, maka orang tua wajib memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan seni menjawab pertanyaan yang baik.
Contoh pertanyaan anak-anak:
Anak: “Mama, itu namanya apa?”
Mama: “Parabola, sayang”
Anak: “Kok ga ada bolanya, mana bolanya, Ma?”
*Silakan dipikirkan jawabannya ya, para orang tua dan calon-calon orang tua :D*

2.     Hindari sifat obsesif
Walaupun seorang Ibu melahirkan, menyusui, mendidik anak, (bahkan ikut membantu mencari nafkah) dan ayah menafkahi keluarga, mendidik anak dan istri, namun setiap orang berhak atas kehidupannya masing-masing. Dilarang keras bagi orang tua untuk menjadikan anak sebagai objek obsesi-obsesinya yang belum tercapai.
Bila anak kita dilahirkan pemalu, maka biarlah ia tetap menjadi seperti itu. Untuk ummat islam, justru malu tidak akan mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan.
Kembali lagi kepadanya, kembali lagi kepada makhluk yang paling kita cinta, kembali kepada ia yang harus diikuti oleh para perindu surga: Rasulullaah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam tidak pernah memaksa Abu Bakr Radhiyallaahu ‘Anhuma menjadi pribadi yang tidak mudah menangis agar terlihat lebih macho sebagai laki-laki, Beliau Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam juga tidak menuntut Ummar Ibn Khaththab Radhiyallaahu ‘Anhuma menjadi sosok pemimpin yang dewasa penuh kelembutan selembut Abu Bakr Radhiyallaahu ‘Anhuma. Rasulullaah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam membiarkan Utsman Ibn Affan Radhiyallaahu ‘Anhuma dengan sifat pemalunya, pun ‘Ali Ibn Abi Thalib tetap menjadi pribadi yang ceria dan suka bercanda.
Perbedaan karakter para sahabat justru menjadi kendaraan dakwah Rasulullaah Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam yang paling hebat. Bahan bakar utama dari proses dinamisasi dakwah adalah perbedaan karakter para da’inya.
Intinya, biarlah anak menentukan masa depannya, kita hanya butuh menanamkan nila kebenaran yang menjadi pedoman untuk setiap keputusan yang diambilnya.

“Mencintai anak-anak bukan hanya tentang mencintai kelucuan dan keceriannya saat ini. Mencintai anak-anak hari ini berarti mencintai masa depannya nanti”

 Semangat Bapak dan Ibu Guyu.
Baarakallaahu fiikum






Kamis, 10 Oktober 2013

Cinta Tulus Dari Saya

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 19.39 0 komentar
Bismillaahirrahmanirrahiim

Mungkin ini akan menjadi tulisan paling singkat yang saya buat di blog saya. Karena saya faham betul, orang-orang sudah merasa jengah, bosan, untuk mendengar dan membaca bahasan tentang cinta yang sering kali memang terlalu dibesar-besarkan. Ya, kegalauan cinta sudah terlanjur memenuhi hati dan pikiran manusia melebihi porsinya.

Belum bisa dikatakan sebagai cinta yang tulus, ketika seseorang diberikan beban, tugas, dan tuntutan, lalu ia melaksanakan itu dengan sebaik-baiknya.
Karena cara yang benar dalam mengukur cinta adalah saat ia tidak meminta apa-apa dan kita rela memberi segala untuknya.

Siapapun, yang saat ini sedang dibebankan amanah, tugas, tuntutan, beban, atau apapun lah itu namanya, mari sejenak kita cek lagi sebesar apa cinta kita kepadanya. Karena sesungguhnya pembuktian cinta kita bukan ada pada betapa baik penilaian manusia, seberapa banyak tumpukan laporan pertanggungjawaban, atau bagaimana cantiknya data rekapitulasi kegiatan yang ada. Sama sekali bukan hal-hal yang saya sebut itu patokannya.

Tapi, mampukah kita tetap melakukan kebaikan yang sama, saat laporan pertanggungjawaban yang ada hanyalah catatan amal yang kita dan orang lain tidak bisa melihatnya? Adalah kebaikan dan wujud cinta yang nyata saat seseorang mendo'akan orang lain tanpa sepengetahuannya.

Ah, ada satu kisah cinta paling indah di dunia yang tentu saja kita sudah tahu jalan ceritanya.
Ini adalah tentang pahlawan kita semua, tentang revolusioner islam yang karenanya dunia jadi benderang penuh cahaya. Ya, dia lah Rasulullaah Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam, yang di akhir hayatnya memberikan kita pelajaran tentang cinta yang paling tulus sepanjang masa.

"Ketika nyawa sudah di tenggorokan, ketika suara sudah lirih dan sulit sekali dengar, ketika perjuangan dakwah dan derita dunia sudah hampir usia masanya, ketika seluruh pintu syurga telah dibuka lebar untuknya, ketika malaikat-malaikat yang taat sudah berjajar rapi menyambut ruh sucinya, ketika Dzat Yang Maha Cinta sudah tak sabar menanti kekasih-Nya, Beliau Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam masih mengutarakan kecemasan dan tanda cinta lewat lisan sucinya, 'Ummatku, ummatku, ummatku'."

Siapakah yang Beliau sebut itu?
Siapakah yang masih membuat Beliau ragu memasuki syurga yang luasnya seperti langit dan bumi?
Siapakah yang bisa membuat kekasih dan Tuhannya berjumpa lebih lama?

KITA !!
Ummat Rasulullaah Shalallaahu 'Alayhi wa Sallam, In Syaa' Allaah.
Lalu siapakah kita?
Kita adalah manusia-manusia yang berbeda jarak lebih dari 1400 tahun dengan Beliau yang tercinta.
Yang sama sekali Beliau tidak pernah melihat kita.
Tidak tahu apakah akan baik atau buruk perangai kita.
Yang Baginda Shallallaahu 'Alayhi wa Sallam ingin jika derita sakaratul mau kita ditanggung semua olehnya.

Subhanallaah,
Subhanallaah..
Sungguh engkau Rasul yang diturunkan ke bumi dengan segala kelembutan hati.

Ya Rasulullaah, aku berjanji, dengan Ayah dan Ibuku sebagai tebusannya, engkau adalah manusia yang paling aku cintai di dunia. 




Jumat, 04 Oktober 2013

Mencari Jalan yang Lurus

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 16.53 0 komentar
Ihdinaa shshirootholmustaqiim. Shiroothalladziina an'amta 'alayhim 
ghoiril magdhuu bi 'alayhim wa laadhdholliiin..
aamiin..

Surah Al Fathihah ayat 6-7. Ayat yang sangat sering kita dengar dan kita ucapkan. 10? 20? 30? 40? 50? atau bahkan lebih dalam sehari?

Saya sempat berpikir, Allaah Subhanahu Wa Ta'ala membimbing kita untuk memohon kepada-Nya jalan yang lurus, jalan yang penuh dengan nikmat. Tapi mengapa pada kenyataannya, orang-orang yang sudah mendapat jaminan syurga-Nya, mujahid-mujahid yang Allaah sebut dengan berbagai pujian di firman-firman-Nya, seperti gelar sebagai; orang shalih, orang sabar, orang jujur, orang sabar, orang bertaqwa, orang yang bertawakkal justru memiliki cerita perjalanan hidup yang sangat sulit?

Sebut saja Adam 'Alayhi Shallatu wa Sallam, yang harus dikeluarkan dari surga, hanya bersepi di Bumi dengan hawa dengan segenap persaan bersalah pada Rabb nya. Adam yang akhirnya menemukan kebenaran dari kesalahannya.

Atau Nuh 'Alayhi Shallatu wa Sallam yang sudah sepenuh peluh berdakwah selama 500 tahun dan memiliki pengikut yang jumlahnya hanya dapat dihitung dengan jari, Bahkan anak istrinya sendiri pun mengingkari.

Ia pula Ibrahim 'Alayhi Shallatu wa Sallam, ayah kita semua, yang harus mengalami berbagai ujian cinta. Yang sedari kecil harus diusir ayahnya, kemudian dihadapkan di depan seorang raja yang sangat lalim tabiatnya, dan harus dibakar hidup-hidup pula ia.
Yaa, Rabbana.. Betapa Engkau Maha Cinta.. Kau kuatkan azzam dan cinta pada hamba yang Kau cinta..
Hingga tak ada rasa takut yang hinggap dalam hadapi kejamnya siksa dunia..
Tak berhenti, Ibrahim pun harus menunggu begitu lama, berharap agar do'anya dikabulkan oleh Allaah Subhanahu Wa Ta'ala.. Tapi buah hati yang diidamkannya pun tak kunjung lahir ke dunia..
Sampai akhirnya, Allaah taqdirkan, Allaah ciptakan seorang janin lelaki shalih di rahim Hajar.
Tapi apa yang terjadi? Saat anak yang telah sekian lama ia dambakan hadir ke dunia, ia justru diperintahkan oleh Allaah Subhanahu Wa Ta'ala untuk meninggalkan anak dan istrinya di tempat yang gersang, menyeramkan, dan sepi tanpa penghuni.
Dengan segenap keyakinan bahwa Allaah tidak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya, ia pergi meninggalkan anak istri yang sangat ia cintai..

Asiah, wanita shalihah yang tetap teguh dengan imannya kepada Allaah di tengah kondisi lingkungan  yang sangat menyesakkan. Betapa tidak, bisakah kau bayangkan, saat engkau sudah berusaha dengan segenap jiwa dan raga untuk bertaqwa, metauhidkan Allaah dengan penghambaan yang sempurna, Allaah justru menaqdirkan kau berjodoh dengan Fir'aun yang mengaku dirinya Tuhan?

Atau Maryam, wanita suci yang sangat mengagungkan kesucian, tapi dengan izin Allaah Subhanahu Wa Ta'ala ia mengandung tanpa sentuhan dengan lelaki sama sekali?

Ayyub 'Alayhi Shallatu wa Sallam yang disayang Allaah. Seorang Nabi yang berdakwah kepada kaumnya dengan mengedapankan teladan bahwa: Bila engkau beriman kepada Allaah, maka Allaah akan memberikan nikmat dan mencukupimu. Tapi apa yang Allaah Subhanahu Wa Ta'ala taqdirkan kepada Ayyub? Allaah ambil satu persatu harta yang Ia titipkan kepada Ayyub, Ia ambil pula keluarganya, Ia uji Ayyub dengan penyakit kulit yang apabila digaruk kulitnya itu, maka akan robek sampai terlihat tulangnya yang putih. Kemudian apakah yang Ayyub mohon kepada Rabbul 'alamin atas kondisinya itu? "Ya Allaah, sisakan untukku hati dan lisan. Agar aku tetap bisa beriman kepada-Mu, berdzikir untuk-Mu, dan berdakwah di jalan-Mu"

Ia lah Musa 'Alayhi Shallatu wa Sallam, seorang Nabi yang Allaah taqdirkan memiliki kaum terburuk di dunia. Bani Israil yang mendustai Tuhan dan Nabinya. Berbagai pinta kaumnya coba ia penuhi, bertahun berdakwah ia jalani. Tapi apa yang terjadi? Kaumnya itu mendurhakainya hanya karena seekor sapi.

'Isa 'Alayhi Shallatu wa Sallam, pemudi shalih yang halim, lahir dari rahim seorang wanita shalihah, berdakwah dengan peluh dan darah, tapi apa yang Allaah taqdirkan untuk 'Isa? Ia diarak kaumnya di atas salib, untuk dibunuh di depan khalayak ramai. Maha Suci Allaah, Ia menukar Musa dengan orang yang mirip dengannya dan 'Isa ke surga bersama Rabb-nya.

Muhammad Shallallaahu 'Alayhi Wa Sallam. Sang pahlawan kita semua. Kekasih Allaah yang hanya dengannya Allaah menyandingkan nama-Nya. Nabi yang lahir atas do'a Ibrahim 'Alayhi Shallatu wa Sallam yang baru Allaah Subhanahu Wa Ta'ala kabulkan 4200 tahun kemudian.
Muhammad, pemuda yang terkenal dengan kejujurannya. Selama 40 tahun ia hidup, tak pernah satu kalipun orang mengatakan "kau berdusta, wahai Muhammad", atau hanya sekadar mempertanyakan kebenaran dari ucapan yang Muhammad Shallallaahu 'Alayhi Wa Sallam nyatakan. Tapi, setelah ia mendapatkan wahyu dari Allaah Subhanahu Wa Ta'ala dan menyampaikan pada kaumnya, langsung saja ia dituduh sebagai pendusta dan pemuda gila.
Muhammad Shallallaahu 'Alayhi Wa Sallam yang berdakwah di Thaif sampai berdarah-darah. Terluka lebar jasad dan hatinya, saat ditawarkan oleh Jibril, bahwa malaikat penjaga gunung siap menimpakan gunung ke pada Bani Thaif atas kedzaliman kepada dirinya, ia hanya menjawab, "Semoga Allaah memberikan keturunan dari Bani Thaif, orang-orang yang memperjuangkan Islam". Allaahumma Shalli 'alaa Muhammad.
Baginda yang dengan segenap kebesaran hatinya, kelembutan jiwanya, sampai Beliau meninggal menyuapi seorang pengemis buta yang selalu mencacinya. Rasulullaah 'Alayhi Wa Sallam, suami terbaik di dunia, yang dengan lapang hati, sepulang berdakwah sampai lelah, meminum minuman asin buatan istrinya tanpa komplain sedikit pun. Beliau yang menciumi anak cucunya. Kekasih Allaah yang selalu memuliakan tamunya. Sebaik-baik hamba yang tidak pernah menunjukkan marahnya.
Uswatuh Hasanah kita yang giginya pernah rusak karena panah musyrikin la'natullaah 'alaih, yang dengan peristiwa itu pula gigi seorang sahabat terlebih dulu masuk ke dalam syurga sebelum dirinya. Karena saking cintanya kepada Rasulullaah Shallallaahu 'Alayhi Wa Sallam, tak tega ia melepaskan panah itu dengan tanggannya, sehingga ia lakukan dengan giginya sampai 3 giginya patah.
Rasulullaah Shallallaahu 'Alayhi Wa Sallam, kekasih Allaah Subhanahu Wa Ta'ala yang sepanjang hidupnya selalu lelah, lelah dalam dakwah. Ratusan perang telah beliau lalui. 
Sang pemilik syafa'at yang saat perang khandaq  menyangga perutnya dengan 2 buah batu saking laparnya. Yang jatah makan Baginda setelah menggali khandaq (parit) seharian hanyalah satu butir kurma, tepung satu celupan tangan, dan minyak yang bila dimakan malah membuat tenggorokan terasa sangat gatal.
Dia lah qudwah kita, yang begitu mencintai ummatnya, walau belum pernah bertemu, tapi di akhir hidupnya, hanya kata "ummatku, ummatku, ummatku" yang keluar dari lisan sucinya. Padahal saat itu, seluruh penghuni langit sudah bersiap menyambut ruhnya, seluruh pintu surga terbuka lebar untuknya, dan Allaah subhanahu Wa Ta'ala kekasih sejati sudah tak sabar menantimya.

Jalan penuh nikmat? Oh, sudah berapa banyak darah yang tumpah di jalan dakwah?
Berapa banyak air mata yang mengalir saat menempuhi jalan ini?

Jalan lurus? Oh, betapa berkelok, terjal, penuh onak dan durinya jalan ini..

lalu, bukankah Allaah Subhanahu Wa Ta'ala tidak mungkin salah?


Jalan lurus dan penuh nikmat yang Allaah Subhanahu Wa Ta'ala janjikan bukanlah jalan yang secara duniawi, yang tampak pada pengelihatan dzahir manusia berupa jalan tanpa liku. Bukan jalan mulus bebas hambatan, bukan pula jalan lengang yang tidak memiliki penghalang.

jalan lurus itu adalah jalan yang penuh dengan peluh. Jalan yang melaluinya harus dengan air mata. jalan penumpah darah, jalan yang sangat menguji kekuatan iman dan ukhuwwah. Tapi orang-orang yang menempuh jalan itu, Allaah Subhanahu Wa Ta'ala berkahi dengan tauhid, pengharapan, dan tatapan yang LURUS ke langit. Orang-orang tanggung yang tidak pernah berputus asa dari rahmat Tuhannya. Yang buncah dadanya selalu penuh dengan keyakinan akan kebenaran janji Allaah Subhanahu Wa Ta'ala.

kenikmatan itu bukanlah tentang bergelimangnya harta, bukan juga soal tingginya tahta, sama sekali bukan perkara kemudahan dalam melakukan segala. Kenikmatan itu adalah; kau bisa lalui jalan ini bersama Dia, semakin jauh jalan yang kau tempuh, berarti semakin dekat Ia denganmu.

Tunjukilah kami jalan yang lurus. yakni jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat, 
bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai, bukan pula jalan mereka yang sesat
(QS Al Fathihah: 6-7)

Jadi, teman, mulai sekarang, jangan mengeluh bila Allaah ujikan kita dengan air mata duka dan masalah yang semakin bertambah saja. Itu bisa jadi indikasi Allaah Yang Maha Pemurah tengah mengabulkan do'a kita. Permohonan yang paling sering kita ucapkan. 10? 20? 30? 40? 50? atau bahkan lebih dalam sehari?
Semoga berkah Allaah selalu membersamai
Allaahu yubaarik fiik
:)

Allaahu Ta'ala A'lam Bish-shawab.
Semoga tulisan saya ada manfaatnya.
Salam kenal, ya. Saya Bonita. *terus kenapa*



 

RUANG CAHAYA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez