Jumat, 29 Maret 2013

SMA (Senandung Masa Ammah)

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 22.21 0 komentar
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalaamu'alaykum warrahmatullaahi wabarakatuhu

Hai (^___^) *ceria*
Sepertinya sedang ada tumpukan warna di kepala saya.
Alhamdulillaahirabbil'alamiin, saya sedang merasa sangat bahagia.
Baru saja saya bertemu dengan teman-teman SMA saya. Semacam reuni kecil, karena yang hadir hanya 4 orang wanita. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk saya.
Perbincangan kami selalu mengalir, bahkan, kami bisa bercanda menertawakan hal-hal itu saja.

Untuk saya, masa SMA bukan hanya pada tingkatan Sekolah Menengah Akhir saja, SMP (Sekolah Menengah Pertama) pun SMA buat saya, karena saya menerjemahkan SMA sebagai Senandung Masa Ammah (*ammah: belum faham)
Saya sudah mengikuti pembinaan agama saat itu, hanya saja saya belum sefaham sekarang.
Membuka lagi lembar-lembar buku kehidupan yang telah saya jalankan,
Betapa Allaah Subhanahu Wa Ta'la sangat baik kepada saya.
Dulu, saya tidak pernah berpikir bahwa suatu hari saya akan istiqomah memakai rok. Tidak, tidak pernah ada rencana itu, walaupun hanya seperti kilat yang lewat saja.
Bagaimana bisa? saya yang anak Pramuka, bahkan waktu SD sangat sering menjadi ketua regu, berniat untuk mengubah penampilan menjadi feminin ala wanita? Mana adaaaaa..
Tontonan saya waktu SMP hanya seputar Liga Inggris, Liga Indonesia, dan Moto GP. Sahabat-sahabat saya bisa dibilang tidak ada yang feminin. Bacaan kami adalah komik, koran seputar indonesia atau koran bola. Sekalipun saat itu sudah musim rambut berponi, namun kami masih betah dengan kuncir ekor kuda. Malah, di tahun pertama sekolah, saya dan salah seorang sahabat saya (anaknya temen ayah), sangat sering kebut-kebutan naik motor. Saat itu dia sudah berjilbab dan saya belum. Saya hanya dibonceng saja sih, namun kami sering sepakat menyengaja menerobos becek-becekan sampai kaos kaki kami berubah warna.
Setelah melakukan hal itu, kami pasti tertawa bahagia. Apalagi kalau cipratan air kotornya sampai kena muka. Yang ada di kepala kami saat itu hanya: Ini seru. Tidak sampai berpikir betapa susahnya menghilangkan noda di baju. Mama, maafkan aku (T___T)v

Naik tingkat ke SMP kelas 2, tiba-tiba saja saya memutuskan untuk mengenakan kerudung.
Bila teman-teman banyak yang bercerita tentang kisah serunya mendapatkan hidayah sampai memutuskan untuk menutup aurat, cerita saya tidak pernah begitu. Tiba-tiba saja, usai sarapan indomie goreng, saya mendekati Ibu saya dan berkata, "Ma, mulai besok aku ingin pake kerudung".
Sontak Ibu saya kaget dan Ayah saya tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
Hari itu juga, Mama langsung mengajak saya membeli pakaian baru, baju-baju panjang untuk memulai kehidupan sebagai saya yang baru (#tsaaah).
Saya benar-benar tidak tahu, apa gerangan yang menuntun saya untuk melakukan hal itu. saya habis makan indomie goreng dan menonton doraemon, seharusnya yang saya katakan kepada ibu saya saat itu adalah, "Ma, aku punya kabtong ajaib", "Ma, aku mau pintu kemana saja" atau "Ma, aku mau nambah dorayakinya".
Maha Benar Allaah dengan segala firman-Nya. Allaah memberikan hidayah kepada siapa saja yang Ia kehendaki.
Kata Salahudin Al Ayyubi, agar Allaah memberikan kemenangan (hidayah) kepada kita, maka yang harus kita lakukan adalah menghinakan dan merendahkan diri kita di hadapan Allaah.
Saat itu, saya tidak merasa pernah melakukan ibadah istimewa apapun. Ya, Allaah memang selalu terlalu baik kepada saya :-)
Alhamdulillahi rabbil'alamiin


Lagi, lagi, dan selalu akan begini, rencana Allaah pasti lebih baik daripada rencana saya.
Sejak kelas 2 SMA, saya mulai membiasakan diri dengan pakaian wanita ini. Tapi masih belum setiap keluar rumah saya memakai rok, terkadang masih memakai celana jeans.
Saat SMA, saya masih belum bisa meninggalkan ekskul paduan suara. Saya sangat suka menyanyi, Saudara-Saudara. Dan memang, saat SMP dan SMA, padus adalah ekskul paling gaul di sekolah saya. Masuknya susah, yang daftar banyak, bahkan padus SMP, selesksinya dilakukan oleh guru kesenian sendiri. Paduan suara SMA pun tak kalah gaulnya. Seleksinya persis seleksi Indonesian Idol.
Kami dipanggil berdasarkan nomer urut pendaftaran, lalu dimasukkan ke ruangan yang berisi 3 orang juri.
Penampilan kami dikomentari dan setelah itu diumumkan apakah kami bisa bergabung dengan tim paduan suara atau tidak.
Saat itu hasilnya saya diterima. Sepanjang perjalanan hobi di dunia tarik suara (gaya), saya selalu mendapat bagian sebagai penyanyi suara 1. Mau bagaimana lagi, suara saya memang sopran, tapi tipis. Wajar saja kalau memanggil mamang jualan atau menyapa orang dari kejauhan, suara saya sering kali tidak kedengaran.
Tingkat akhir SMA, semangat belajar sedang saaangat membara. Masing-masing siswa sibuk belajar untuk mengejar cita-citanya.
Saat itu, semangat saya sedang sangat menggebu: UI, UI, UI!!
Universitas Indonesia, dua kata yang sangat lekat di kepala dan hati saya.
Ujian masuk UI (Simak UI) saya ikuti. Qadarullaah, saya masih belum berjodoh dengan UI dan jakunnya.
Mengikuti saran orang tua, saya mendaftar ujian masuk ITB dan STAN. Alhamdulillaah, saya diterima.
Awal masuk kuliah, saya belum begitu bersemangat. Masih sering menghubungi teman-teman yang diterima di UI, menanyakan keadaan di sana.
Bahkan di tingkat 2, saya sempat membeli formulir snmptn lagi. Masih ingin mendaftar FK UI, walau akhirnya saya memutuskan untuk tetap di sini (ITB).

Alhamdulillahirabbil'alamiin,
Di tengah kurangnya semangat, saya mencoba untuk melebarkan sayap (Sayap seorang mukmin itu ada 2, sabar dan syukur). Saya bersabar dan bersyukur dengan pemberian terbaik dari Allaah untuk saya. ITB, Institut Tarbiyah (Pendidikan) Bandung, akhirnya menjadi lembaga pendidikan paling saya cinta sampai saat ini.
Istiqomah berpakaian muslimah, benar-benar meninggalkan musik, tidak memakai wewangian, adalah hal-hal baru yang insya Allaah hidayahnya saya dapatkan di kampus ini. Allaah memberikan ITB untuk saya, sudah sepaket dengan suasana kondusif dan teman-teman yang selalu mengingatkan dalam kebaikan. Alhamdulillahirabbil'alamiin.
Saya memang tipe orang yang suka dengan ketaraturan, saya tuangkan mimpi-mimpi dalam bentuk tulisan. Saat saya membacanya lagi (mimpi-mimpi saya sebelum masuk ITB dan setelahnya), tidak ada perbedaan yang berati. Gaya menulis saya masih sama, Bonita yang ceria, suka senyam-senyum, tulisannya optimis, dan kata-katanya garing (akhirnya harus ngaku juga -___-). Tapi, ada selimut besar yang membuat mimpi-mimpi SMA dan kuliah menjadi sangat berbeda: TUJUAN. Tujuan mimpi-mimpi saya sudah jelas, sekarang. Alhamdulillaah. Saya sudah menemukan bungkus yang memberi batasan, penjagaan, dan pembeda atas segala kegiatan yang saya lakukan.

Allaah ghayatuna,
Ar Rasul qudwatuna
Al Qur'an syir'atuna
Jihad sabiluna,
Asy Syahadah Ummniyatuna,

rangkaian kata yang membuat segala yang saya lakukan menjadi lebih indah terasa,
urutan tulisan yang membuat saya mengucap syukur setiap ujian datang untuk mendewasakan..
Sebuah bait yang menempa saya untuk setia dalam kesabaran..

Berita sangat membahagiakan sekarang adalah: Saya bisa melanjutkan studi S2 ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia!!
Alhamdulillahirabbil'alamiin. ternyata lulusan kimia ITB bisa lanjut S2 ke FKUI.
Sungguh saya dahulu memilih jurusan kimia itu hanya ikut-ikutan teman.
Dulu saya tidak ada ketertarikan pada satu prodi tertentu di FMIPA. "Jurusan apa saja,lah", kata saya saat itu.
Ternyata di FMIPA, hanya kimia yang bisa lanjut Magister ke FK.
Subhanalloh, saat itu saya belum tahu, lho T___T
Rencana Allaah memang paling paling paling indahnya
:-)

*wah, wah, sudah mulai aneh nih alur cerita tulisan saya*
maaf ya :-D

Intinya, sahabat saya mengatakan,
"Sebanyak apapun teman kuliah, pasti bakal baliknya sama teman SMA lagi"

Untuk dokter dan teman-teman SMA inilah kalimat penutup yang bisa saya berikan:
i try to runaway from you, but my shoes always lead a way back into you
:-)

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, maka Kami akan menambah nikmat kepadamu" (QS. Ibrahim: 7)

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (QS. Az-Zumar: 10)







Senin, 25 Maret 2013

Selamanya, Cinta Tak Memerlukan Tanda Baca

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 07.09 0 komentar
Assalaamu'alaykum warrahmatullaahi wabarakatuh
Bismillaahirrahmanirrahiim,

Kau sering memintaku untuk membuat dongeng tentang kisah hidupku.
Tapi, sungguh, aku tidak bisa membuat barang satu paragraf pun untukmu.
Bukan, bukan karena aku tidak memiliki kenangan tentangnya, tapi aku memang tidak pernah memulai kisah hidupku ini.
Tiba-tiba saja aku sudah tenggelam di dalam ceritanya.
Aku tidak pernah membuat satu huruf besar pun untuk membuka kalimat dari kisah panjang perjalanan hidupku ini.
Lumrahnya, setiap kalimat selalu di awali huruf kapital untuk menunjukkan bahwa kisah itu telah dimulai.
Tapi aku, larikku-larikku mengalir begitu saja, tanpa mengindahkan kaidah baku penulisan sebuah alinea.

Kau pernah menyuruhku untuk menyerah saja, kemudian mejalani hidup seperti anak-anak (saat itu) dan remaja (saat ini) pada umumnya.
Pertanyaan-pertanyaanmu yang sampai detik ini tidak menemukan jawaban, selain senyuman yang aku sunggingkan. "Kamu nggak capek, apa?" "Kamu nggak ingin keluar dan hidup dengan netral-netral aja?"
"Ini semua belum jelas, bahkan kamu nggak tau kan, kamu melakukan ini untuk siapa?"

Kau sangat tahu bahwa aku pun tak tahu mengapa aku menjadi bagian dalam perjalanan ini.
Betul sahabatku, perjalanan ini memang tak sempurna.
Ceritanya pun tak akan seindah novel-novel yang pernah kau baca.
Pun alurnya, tak akan sebaik rima-rima buatan manusia dalam tulisannya.
Tapi kau mungkin belum tahu; bahwa selamanya, cinta tak memerlukan tanda baca.

Kisah ini memang tak pernah dimulai, tak akan kau temui sebuah huruf kapital sebagai penanda kepala kata pada kalimatnya. Sangat mungkin kau temui kesalahan tanda baca dan kekurangan spasi di dalam rangkaian paragraf ini.
Tapi, kau tahu kawan?
Terkadang spasi memang perlu dihilangkan. Kau akan tahu betapa besar pengaruh kedekatan antar kata di dalam alinea dari kisah yang sedang aku paparkan.
Ukhuwah, adalah nama lain dari kehilangan spasi yang mungkin kau anggap kurang baik ini. Tidak, bukan kau saja lebih tepatnya. Mungkin juga orang lain di luar sana akan begitu melihatnya.

Pembaca bisa melihat betapa paragraf ini banyak kehilangan tanda tanya. Banyak terdapat kalimat tanya yang enyah tanda bacanya. Sehingga yang terlihat hanyalah sebuah kalimat pernyataan yang gantung.
Tapi, kau tahu kawan?
Terkadang tanda tanya memang perlu dihilangkan. Inilah jalan latihan untuk menggapai ketaatan tertinggi kepada Tuhan. "Kami dengar dan kami ta'at". Sebuah kalimat luar biasa indah yang Difirmankan oleh Sang Pencipta Keindahan.
Kalimat sempurna yang hanya mampu dikatakan oleh seorang manusia yang sudah sempurna ketakwaannya. Tidak kah kau mau ikut berlatih hingga kau bisa dengan setulus hati dan jiwamu mengatakannya? :-)

Tak heran bila kau temukan keabsenan tanda seru dalam cerita ini. Kalimat-kalimat yang seharusnya berisi seruan, lagi-lagi harus rela menjadi kalimat pernyataan yang gantung.
tapi, kau tahu, kawan?
Terkadang tanda seru memang perlu dihilangkan. Agar tak selalu kau ikuti egomu. Agar lebih bijak kau gunakan uratmu. Tidak mau kah kau, bila Tuhanmu memasukkanmu ke dalam golongan orang-orang yang sabar?

"Banyak tanda koma yang kau abaikan", itu ucapmu.
Betul, sahabatku. Paragraf ini memang tak sempurna, masih banyak sekali cacatnya.
Tapi, kau tahu, kawan?
Terkadang tanda koma memang perlu dihilangkan. Agar tidak terbata-bata langkahmu. Agar kau tetap bisa melangkah maju, meneruskan goresan pena pada tulisanmu. Tidak mau kah kau, bila Tuhan dan Rasulmu menyaksikan usahamu? Kau yang tetap menyempurnakan usahamu dengan segala ketidaksempuraan yang kau miliki sebagai seorang manusia biasa.

"Di mana tanda titiknya? Banyak titik yang kau lompati", satu pertanyaan dan pernyataan lagi yang sering kau ajukan.
Ya, sahabatku. Terkadang memang ada saatnya kalimat ini harus berhenti, namun kami mengabaikannya dan terus bekerja. Akhir dari cerita ini, belum ada yang tahu akan ke mana. Itulah sebabnya, pantang bagi kami untuk membuat sebuah tanda, walau ia hanya sebuah titik belaka. Biarlah pena ini terus menari di atas kertas dengan cerita tak sempurna yang harus selalu diperbaiki. Semoga Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang menepati janji.

''Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allaah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak sedikit pun mengubah janjinya". (Al-Ahzab: 23)

"Sesungguhnya alasan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu (untuk tidak ikut berperang), padahal mereka orang kaya. Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak ikut berperang dan Allaah telah mengunci hati mereka, sehingga mereka tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka)". (At Taubah: 93)


"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang. Dengan begitu, kamu menggetarkan
musuh Allah dan musuh kamu." (Al-Anfal: 60)

"Sesungguhnya Allaah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh". (As-Saff: 4)

Di jalan cinta para pejuang, cinta adalah kata kerja. Biarlah perasaan hati menjadi makmum, bagi kerja-kerja cinta yang dilakukan oleh ama shalih kita.

Ketidaksempuraan yang sering kali mengecewakan perasaan hatimu, biarlah itu menjadi makmum bagi kerja cintamu.

Sekarang, apakah kau sudah bisa percaya bahwa cinta tak selamanya memerlukan tanda baca?
:-)

Allah ghayatuna (Allah adalah tujuan kami),
Ar-Rasul qudwatuna (Rasul adalah teladan kami),
Al-Qur'an syir'atuna (Qur'an adalah undang-undang kami),
Al-Jihad sabiluna (jihad adalah jalan kami), 
Asy-Syahadah umniyyatuna (Mati syahid adalah cita-cita kami).




Minggu, 17 Maret 2013

BUTIRAN DEBU MELUKIS INDONESIA

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 04.34 2 komentar
Assalaamu'alaykum warrahmatullahi wabarakatuhu

2 pekan terakhir ini sedang ramai diadakan kampanye dan hearing dari calon-calon presiden Kabinet KM ITB.
Salah seorang calon yang maju adalah teman saya dari program studi Menejemen Rekayasa Industri, Muhammad Yorga Permana yang sekarang sedang menjabat sebagai Menteri Jaknas Kabinet KM ITB. Yorga juga seorang mantan ketua OSIS SMA N 3 Bandung. Kalau dibandingkan dengan Yorga, tidak ada apa-apalah skill dan pengalaman berorganisasi saya. Yorga adalah Mahasiswa aktivis yang memiliki prestasi akademik yang luar biasa, ipk 3,60, dengan segudang kesibukannya. *applause berat buat teman saya yang satu ini*. Pengalaman di kabinet-nya pun sudah sangat lama, dari awal masuk kuliah sampai dengan tingkat 4. Prestasi non akademiknya pun banyak sekali, berbagai macam lomba sudah dijuarainya. *hormat lagi*

Time line twitter dan facebook saya ramai dipenuhi status, twit, video, dan link web tentang "Melukis Indonesia". Ternyata, melukis Indonesia adalah gagasan yang dibawa oleh Yorga. Menarik. Gagasan ini sangat menarik buat saya. Saat pertama kali mengetahui gagasan itu, saya langsung mengambil sebuah kertas dan pensil, kemudian melukis negara Indonesia dengan susunan pulau-pulaunya. Dari mulai Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan pulau-pulau kecil yang berada di dekatnya, Sulawesi, terakhir adalah Irian Jaya.

Setelah itu, saya membayangkan posisi saya di peta Indonesia. Saya berniat untuk membuat sebuah titik agar saya tahu, sebesar apa saya jika dibandingkan dengan NKRI yang sangat luas dan berisi kurang lebih 250 juta penduduk ini.  Saya berada di Pulau Jawa, provinsi Jawa Barat, di daerah Dago, Jalan Dago Pojok. Wah, bingung sekali saya menempatkan titik itu, dan jujur saja, saya tidak bisa memperkirakan sebesar apa titik yang harus saya buat untuk merepresentasikan keberadaan saya yang sangat kecil di negara Indonesia ini.
Baiklah, mungkin saja titik yang saya buat ukurannya harus lebih kecil daripada butiran debu.
Hem, pikiran saya tidak berhenti sampai di situ. Pertanyaan kembali hadir di dalam otak saya: Apakah butiran debu ini bisa melukis Indonesia? Sedangkan ia hanyalah butiran kecil yang mungkin tidak dihiraukan keberadaannya. Baiklah, saya memutuskan berpikir lebih keras untuk mencari solusi.

Bisa! Bisa! Sebuah butiran debu mampu berbuat banyak! Hanya saja, ada syaratnya.
Butiran debu akan berefek sangat besar bila ia masuk ke dalam bola mata seseorang. dapat terbayang, betapa orang tersebut akan merasakan keberadaan butiran debu di bola matanya. Efeknya, tidak hanya ia rasakan di bola mata, bisa saja mempengaruhi seluruh tubuh dan harinya. Bila dibuat dalam kalimat berbentuk laki-laki (nama lain dari kalimat puitis mungkin gombal), rangkaian kata yang saya dapatkan adalah seperti ini:
"Di dunia ini, mungkin kamu hanyalah sebuah butiran debu. Namun, kamu sangat berpengaruh buat aku, karena mataku sudah kelilipan kamu"


Begitulah, sedikit cerita tentang saya yang ternyata tidak lebih besar dari butiran debu. Tulisan ini tidak mengajarkan untuk melilipkan (membuat jadi kelilipan) mata orang. Saya ingin menjelaskan, betapa diri kita yang kecil, dengan potensi yang kita punya, mampu berbuat banyak. Dalam hal ini, Yorga membahasakannya dengan "Melukis Indonesia". Kata Yorga, "Setiap diri kita adalah kuas untuk melukis Indonesia".
Lalu, di manakah kunci dari perbuatan kecil yang mampu mewujudkan visi besar itu?
Jawabannya adalah NIAT dan TUJUAN !!
Betapa niat dan tujuan sangat berpengaruh kepada perbuatan yang kita lakukan.
Ada kisah tentang 3 orang penyusun batu bata. Orang pertama, menyusun batu bata untuk mendapatkan uang. Orang ke dua, melakukannya untuk membuat sekolah, dan orang ke tiga bekerja menyusun batu batanya dengan harapan sekolah yang kelak berdiri nanti mampu menghasilkan generasi-generasi yang mampu memperbaiki peradaban.
Kegiatan yang sama, namun dengan niat dan tujuan yang saaangaaat jauh berbeda!!
Menyusun batu bata sambil terus berdo'a, bata-bata ini akan menyusun, membuat suatu tiang perdaban baru yang kokoh dan lebih baik.

Yorga membuat saya sadar, betapa pentingnya memiliki niat dan tujuan yang jelas. Selama ini, saya adalah seorang wanita yang sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan ibu, anak-anak, kuliner, dan kesehatan. Dari potensi dan passion saya itu, saya mampu menjaga kesehatan diri saya sendiri, memberitahu keluarga dan teman-teman, dan ke depannya mampu menjadi madrasah dan ibu dokter yang baik untuk keluarga, anak-anak, dan lingkungan saya kelak. Aamiin. Dalam agama saya, seorang wanita adalah tiang negara. Dibuthkan wanita yang kokoh untuk bersandar bagi laki-laki (bahkan peradaban) yang tangguh.

Setiap manusia pasti memiliki potensi dan passion yang bisa dikembangkan untuk Melukis Indonesia. Tergantung kepada niat dan tujuan yang kita punya. Bisa saja seorang penyuka basket melakukan olahraga itu untuk kesenangan dan kesehatan dirinya sendiri, tapi akan jauh lebih baik bila ia mendaftarkan diri menjadi atlet di lingkungan sekitarnya, berjuang dan mengharumkan nama daerahnya. Usaha yang sama dengan niat dan tujuan berbeda akan memberikan hasil yang jauh berbeda pula.
Terima kasih, Yorga. Semoga bila terpilih nanti, kamu benar-benar bisa merangkul kami.

Paduan kata "Butiran Debu" sedang sangat happening di negeri saya. Awal mulanya karena sebuah lagu galau yang popularitasnya cetar membahana. Saat pertama kali mendengarkan potongan lirik lagu tersebut yang berbunyi,
"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.. Aku tenggelam dalam lautan luka dalam"
Saya langsung berpikir, lebih baik jatuh di dalam larutan panas dalam daripada harus terjatuh dalam lautan luka dalam.

Pesan saya, jangan pernah dengan sengaja membuat mata orang lain kelilipan dan

Vote Yorga, Calon Presiden Kabinet KM ITB nomer 2 !
:-D
twitter: @kuaskita
web: melukisindoneisa.com
Video Youtube: Blusu Khan





Senin, 04 Maret 2013

Bertanya Kepada Kaca

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 04.11 0 komentar
Sudah cukup lama aku berbicara kepada kaca
Bertanya-tanya dan mengharapkan jawaban keluar darinya

Pada suatu waktu,
Aku saksikan kaca itu berseru
Aku tak tahu dari manakah sumber suara itu

Sejak saat itu aku sangat yakin bahwa kau adalah bayangan yang jatuh di belakang cermin
Begitu dekat namun begitu jauh
Terkadang aku hampir frustasi mencari wujudmu,
Tak apalah, selama radarku masih berhasil memanggil jiwamu

Kau tahu?
Apa-apa yang kau katakan dahulu, baru aku mengerti maknanya saat ini
Sampai-sampai aku pernah berpikir bahwa kau adalah aku di dalam mesin waktu

Sore yang jingga, saatnya aku berkaca sambil bertanya
"Apa hal yang paling kamu takuti?"
Dengan sigap kau menjawab, "Dosa"
"Karena ia yang akan membawa pada keburukan-keburukan lainnya"
"Dosa tidak pernah tampak wujudnya sehingga ia bisa membuat kita terlupa untuk mentaubatinya"

Aku tidak perlu menjadi ratu di dalam cerita putri salju
Aku sudah memiliki cermin yang lebih hebat dari itu
Walau sampai saat ini aku masih belum tahu apakah sumber suara itu
Mungkin saja ianya hanya imajinasiku






Sabtu, 02 Maret 2013

MANFAAT MEDIS WUDHU

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 05.16 0 komentar

MANFAAT MEDIS WUDHU

Assalamu’alaykun warrahmatullahi wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim,
Insya Allah saya akan menuliskan manfaat medis dari salah satu ritual dalam agama islam, yakni berwudhu.

Saya bukan seorang dokter ataupun calon dokter, tapi saya sangat tertarik dengan dunia kodekteran. Tulisan ini saya ambil dari beberapa buku tentang medis dalam islam dan tibbun nabawi: “Rasulullah is My Doctor” karya Jerry D. Gray, “Healing With The Medicine of The Prophet”, karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, dan yang menjadi sumber utama tulisan ini adalah buku karya dr. Ade Hashman, Sp.An “Rahasia Kesehatan Rasulullah”. Sumber lain adalah jurnal-jurnal dan artikel-artikel medis yang pernah saya baca, serta tayangan-tayangan medikal di televisi.

Saya sangat merekomendasikan buku-buku tersebut untuk dibaca, karena sebagian besar bahan yang dibahas di dalam buku bukan mengenai cara penyembuhan penyakit, tetapi bagaimana cara mencegah penyakit dengan pola hidup sehat dan penyembuhan penyakit dini dengan mengenali gejala-gejala penyakit dalam tubuh. Seperti itulah yang uswah kita Rasulullah SAW contohkan, bukan bagaimana teknologi kedokteran modern yang menggunakan CAT scan, mekanisme pacu jantung, rontgen, dsb, tapi cara-cara pencegahan penyakit. Hikmah terbesar dari membaca-baca buku mengenai sains/ilmu pengetahuan dalam kaitannya dengan islam adalah menambah rasa syukur kepada Allah SWT, betapa Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. Apa yang Ia perintahkan dan larang memiliki hikmah besar yang sangat bermanfaat bagi hamba-hamba-Nya. Subhanalloh, Subhanalloh, Subhanalloh.

Islam sangat memperhatikan kesehatan. Kesehatan adalah nikmat besar dari Allah SWT yang harus diyukuri dan dijaga dengan baik.
“Sesungguhnya manusia tidak diberi yang lebih baik di dunia daripada keyakinan dan kesehatan maka mohonlah ampun atas keduanya kepada Allah SWT” (HR. Ahmad)
“Kemudian kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang kenikmatan (yang kalian rasakan di di dunia ini)” (At Takatsur: 08)

Rasullullah SAW benar-benar contoh teladan, manusia terbaik sepanjang masa yang telah Allah ridhoi menjadi uswatun hasanah bagi ummat manusia, begitu juga dalam hal kesehatan.
Rasulullah SAW adalah satu-satunya penduduk Bumi yang hanya sakit sebanyak dua kali sepanjang hidupnya. “Penyakit yang pernah diderita Rasulullah tidak kehilangan nafsu makan yang pernah dialaminya dalam tahun ke enam Hijrah, tatkala ada tersiar berita bohong bahwa ia telah disihir oleh orang-orang Yahudi; dan satu penyakit lagi yang pernah dideritanya sehingga ia berbekam, yaitu setelah termakan daging beracun dalam tahun ke tujuh Hijrah” (kutipan dari Sejarah Hidup Muhammad)

Langsung menjurus kepada manfaat wudhu secara medis, ada sebuah hadits shahih riwayat Bukhari yang menunjukkan betapa pentingnya tharah (bersuci), dalam hadits ini adalah berwudhu;
“Umatku (kelak di Hari Kiamat) akan dipanggil ‘putih’ bersinar karena bekas wudhunya (di dunia dulu)” (HR. Bukhari)
Kulit manusia dengan berat 10 pon seluas 2 m2 dan ketebalan 1,4 hingga 4 mm membungkus tubuh dengan kemampuan regenerasi yang dahsyat. 10 milyar sel kulit mati setiap harinya, secara akumulatif, 700 gram kulit kita buang setiap tahunnya dalam bentuk “kotoran daki”.
Kulit merupakan tabir pembatas antara kita dan lingkungan luar yang memproteksi tubuh dari ancaman eksternal (kuman, racun, radiasi). Fungsi lain kulit adalah mengatur suhu tubuh, melakukan fungsi ekskresi, dan reseptor panca indera (berupa sentuhan dan tekanan).

Dalam tiap cm kulit manusia terdapat kurang lebih 10.000 mikroorganisme. Kulit merupakan tempat tumbuh flora-flora normal (Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus, Streptocococus pyogenes). Membasuh 7 anggota tubuh minimal 15 kali (3 kali berwudhu), dapat mengurangi resiko penyimpangan oportunistik dan pengenceran populasi koloni mikroorganisme. Selain itu, wudhu juga memfasilitasi regenerasi kulit dan selaput lendir, yakni pergantian sel-sel lama dan baru. Kestabilan kulit dipengaruhi pH dan kelembaban. Berwudhu adalah salah satu upaya menjaga kestabilan kulit, terutama dalam hal kelembaban, karena kulit yang kering lebih rentan terhadap infeksi kuman penyakit.
Hal yang lebih penting  untuk diketahui mengenai berwudhu adalah hadits shahih riwayat Bukhari Muslim:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, usai shalat subuh, Rasulullah SAW bersabda kepada Bilal bin Rabah, “Wahai Bilal ceritakan kepadaku tentang amalan yang kamu lakukan selama berada dalam Islam, karena kemarin aku mendengar suara hentakan terompahmu di dalam Surga” Bilal berkata, “Aku tidak pernah melakukan suatu amalan (besar pahalanya) pun dalam Islam, tetapi selagi Allah menakdirkan aku mengerjakan shalat, maka aku akan berwudhu dengan sempurna setiap malam ataupun siang hari,” (HR Bukhari Muslim)

Subhanalloh, Subhanalloh, Subhanalloh,
Ikhwah, betapa amalan menyempurnakan wudhu mampu memasukkan kita ke dalam surganya Allah, sebaik-baiknya tempat kembali, tempat jiwa yang tenang kembali kepada pemilik-Nya.

Dr. Magodev Ph.D., asisten Departement of Man’s General Hygiene and Ecology Daghestan State, dalam artikelnya yang berjudul “Muslim rituals and their affect on the person’s health” mengatakan bahwa prosesi wudhu yang dilakukan kaum muslimin menstimulus irama tubuh secara natural. Didalam tubuh terdapat 700 Biological Active Spots (titik-titik spesial di atas kulit yang berhubungan dengan organ-organ dalam). Magodev yakin, 66 dari titik tersebut memiliki efek terapi reflekasi cepat, dan 61 titik tersebut adalah wilayah wudhu kaum muslimin.
Subhanalloh, Subhanalloh, Subhanalloh.

1. Dimulai dengan mencucui tangan
Kemampuan motorik dan sensorik tangan begitu kompleks karena telapak tangan manusia merupakan bagian tubuh yang paling fleksibel dan memiliki interaksi terbanyak dengan dunia luar. Lebih dari 70% penyakit infeksi disebabkan oleh kontaminasi lewati kontak dengan tangan. Dalam dunia medis, protokol standar pertama sebelum bekerja dimulai dengan mencuci tangan dengan sabun. Berwudhu juga dimulai dengan mencuci kedua telapak tangan.

2. Berkumur-kumur dan bersugi
“Apabila berwudhu, hendaklah kalian berkumur-kumur”(HR Abu Dawud)
Berkumur-kumur melindungi mulut dari inflamasi dan membersihkan gigi dari sisa makanan.
“Diriwayatkan dari Huzaifah ra, katanya: Apabila Rasulullah SAW bangun pada malam hari untuk menunaikan shalat malam, nabi menggosok gigi dan sugi” (HR Bukhari Muslim)
Dalam bahan kerokan yang diambil dari permukaan gigi, gusi, dan kelenjar ludah, ditemukan tidak kurang 100 juta bakteri permilimeter. Penyakit mulut seperti caries dentis dan faringitis tidak boleh dianggap sepele, bila infeksinya disebabkan oleh Streptococcus B. Hemoliticusmaka racun dan tanggapan imunitas tubuh atas bakteri tersebut dapat berkomplikasi ke jantung dan atau ginjal melalui aliran darah.

Istinsyaq atau menghirup air ke dalam lubang lalu dibuang kembali, mungkin hanya dilakukan orang saat berwudhu. Menurut ahli bedah tumor Dr. Bahar Azwar, SP.B.Onk, jika terdapat tumor yang letaknya tersembunyi di dalam hidung, maka aliran air yang menyapu area nasofaring akan mengalami perdarahan. Hal ini dapat menjadi deteksi dini tumor di daerah nasofaring.
Selain itu, lubang hidung organ pertama dalam jalur pernafasan yang terbuka langsung dengan dunia luar yang rentan terinfeksi, apalagi lubang hidup adalah lahan bertumbuh kuman Streptococcus pneumonia, Neisseria sp., dan Hempophilus sp. Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) tercatat sebagai salah 1 dari 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas. Istinyqaq merupakan usaha pembersihan selaput lendir hidung yang mungkin terinfeksi oleh kuman penyakit.
Seorang dokter yang sangat termahsyur di dunia internasional, Dr. Mehmet Oz (dokter yang lebih cenderung menganut pemahaman hygiea ketimbang asklepios dalam dunia kedokteran) pada acara Oprah Winfrey Show pernah mendemonstrasikan alat Pot neti binet hidung yang digunakan dengan cara memasukkan air ke dalam lubang hidung sehingga air keluar dari lubang hidung lainnya. Dr Oz mengatakan bahwa pot neti binet berfungsi sebagai alat irigasi dan bermanfaat menghilangkan gangguan sinusitis. Air di dalam hidung mampu menyuburkan bulu hidung dan mengencerkan ingus. Mekanisme kerja alat pot neti binet sama dengan istinsyaq. Dalam islam, bila kita bersin, disunnahkan mengucap sykur Alhamdulillahirabbil’alamiin dan mendo’akan orang lain bila ia bersin. Benar saja, bersin merupakan tanda bekerjanya fungsi pernafasan, bahwa kuman penyakit dalam hidung berhasil dibesihkan. Ketidakmampuan bersin menandakan adanya gangguan: mungkin tumor otak, sekuele (akibat stroke), gangguan jiwa (skizofrenia), hingga depresi parah.
Untuk pembaca yang belum mengetahui istilah hygiea dan asklepios, keduanya adalah ‘mahzab’ dalam dunia kedokteran yang banyak menimbulkan kontroversi pada abad ke 19 Masehi. Hygiea (dalam mitologi Yunani ia adalah nama dewi kesehatan yang cantik) lebih berfokus pada pencegahan penyakit dan menyembuhkan penyakit dari dalam. Asklepios (dalam mitologi Yunani berarti dewa ilmu kedokteran) serius dalam oenyembuhan penyakit dari luar sehingga memungkinkan terciptanya alat-alat dan metode-metode penyembuhan medis yang modern.
Subhanalloh, keren sekali ritual islam ini. Islam benar-benar agama yang empurna, mengatur segala sendi kehidupan manusia.

Hal penting yang saya dapatkan hari ini adalah:
“Hidayah sangat tak ternilai harganya, jaga ia dengan syukur dan taat pada-Nya”
Alhamdulillah, Allah izinkan kita mengetahui sedikit ilmu atas perintah-Nya. Jaga ia dengan semakin rajin dan bersemangat menyempurnakan wudhu, barangkali ia menjadi kunci pembuka pintu syurga. Aamiin, Allahumma aamiin.
Demikian tulisan singkat dari saya, smeoga ada manfaatnya. Yang benar pasti datang dari Allah, yang salah tentu saja bersumber dari saya.
Wallahu ‘alam bishowab
Insya Allah di tulisan-tulisan selanjutnya saya akan berbagi mengenai manfaat ASI, Kecantikan dan Hijab Wanita, serta Kosmetik yang menyebabkan kosmos, ditinjau secara islam dan relvansinya dengan sains dan dunia kesehatan. Ya, memang materi yang sangat Emak-emak sekali, karena saya memang tertarik dengan dunia Ibu-Ibu. :-D Walaupun masih berstatus sebagai dokter yang tertunda (bahasa halus dari gagal jadi dokter), saya tetap bersemangat dan tertarik dengan dunia kedokteran karena pada dasarnya seorang muslimah adalah dokter keluarga.

Sedikit meminta do’a dari pembaca, salah satu impian terbesar saya adalah membuat suatu balai medis (Rumah Sehat) yang murah (kalau bisa gratis) untuk masyarakat yang kurang mampu. Dananya disandang dari keuntungan bisnis yang saya jalankan, semoga Allah perkenankan ada dokter atau relawan baik hati yang mau ikut bergabung menjadi dokter atau donatur di lembaga ini. Rumah Sehat ini Insya Allah tidak hanya fokus pada penyembuhan penyakit, tetapi membuat masyarakat menjadi sehat, dengan pemaparan pola hidup sehat dan pemberian pengetahuan mengenai deteksi dini penyakit dalam tubuh, dengan menerapkan konsep tibbun nabawi. Aamiin Allahumma aamiin.
Mohon do’anya yaa, terima kasih banyak bagi yang sudah berkenan membaca
Akhirul Kalam,
Wassalamu’alaykum warrahmatullahi wabarakatuh
(^___^)



 

RUANG CAHAYA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez