Pages

Minggu, 15 Desember 2013

Tentang Ia Sahabat Hati

Saat kita makan bersama, aku telah bersumpah di dalam hati, bahwa suatu hari aku akan bercerita tentang kisah kita..
Kisah indah luar biasa yang hanya bisa dibuat skenarionya oleh Yang Maha Sempurna...

Ada banyak kisah dan jalan cerita hidup yang pernah kita alami sebelum akhirnya kita bisa tiba di sini,
Ceritamu pasti menarik, tapi aku tidak bisa menuliskannya karena aku tidak tahu masa lalumu..

Yang aku tahu, dulu, sebelum akhirnya qadarallaah kita bisa saling menasihati dalam kebaikan dan menguatkan kesabaran, aku pernah merasakan kisah hidup paling sulit yang pernah aku alami, setidaknya sampai saat ini.
Saat istiqomah menjadi barang yang sangat mahal harganya.
Sulit, suliiiiit sekali, karena kondisi lingkungan yang sangat tidak kondusif.
Saat itu pula Allaah sedang memberi petunjuk jalan kebaikan kepadaku,
Ia Yang Maha Baik sedang menutunku untuk bertemu denganmu dengan jalan yang cukup menanjak dan berliku..

Merasa lelah dan sering hampir menyerah,
Tapi aku selalu yakin bahwa seberat apapun kondisi yang sedang aku alami, nikmat Allaah tetap tidak akan pernah bisa aku hitung..
Selalu ada hal yang bisa aku syukuri setiap hari,
Dan jujur, puncaknya adalah ketika aku bisa bersamamu saat ini..

Unik ajaib hidup kita..
Dari milyaran kemungkinan yang ada,
Bisa saja saat itu aku menyerah,
memilih berbalik arah,
atau terlalu lama beristirahat hingga algoritma dari pertemuan kita tidak bisa berjalan dengan semestinya

Begitu juga denganmu,
Bisa saja kau pergi ke sana sini,
Tidak menungguku, atau memilih bersama yang lain hinga kita tidak bertemu

Segala Puji bagi Allaah
Dari rumitnya algoritma-algoritma hidup kita,
Allaah pertemukan kita dalam pergesekan waktu yang sama

Jika saja aku tahu bahwa hadiah dari sedikiiiiiit kesedihan dan kesempitan yang pernah aku alami adalah Ia berikan kau untukku,
Maka demi Dia Yang Jiwaku ada pada genggaman-Nya,
Aku bersedia mengulang masa sulit itu dan bersabar lebih lama lagi..

Apalagi yang bisa aku ucapkan selain syukurku pada nikmat Allaah yang memang benar tidak akan pernah bisa ku hitung, saat kau mengatakan ini di hadapanku,
"Wallaahi, aku tidak ingin kita terpisah !"

Alhamdulillaahiladzii bini'mathihi tathimush shalihaat

:')


Tidak ada komentar:

Posting Komentar