Rabu, 17 Oktober 2012

DANDELION

Diposting oleh Bonita Ayu Andhira di 02.41
Cantik / Beautiful / Pretty / Geulis / Ayu / Huebsch / Belle / Qasiimah /dst

Itulah beberapa kata (yang saya tahu) memiliki arti yang sama, yakni: Cantik.

Cantik: Kata yang sangat akrab ditelinga orang-orang Indonesia. Salah satu bentuk penilaian yang sangat unik. Banyak orang yang menjadikan kecantikan sebagai kriteria dalam pekerjaan atau hal lain. Unik sekali parameter cantik ini, ia sangat relatif, tidak bisa digeneralisasi dan memang tidak ada parameter saintifik untuk menentukan apakah seseorang tergolong cantik atau tidak.
Namun yang pasti, predikat cantik ini hanya cocok disematkan kepada kaum wanita.


Sebagai seorang muslimah, saya percaya bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam keadaan yang sebaik-baik bentuk.
Sebagai seorang wanita, saya tidak pernah merasa bahwa saya berada dalam golongan wanita-wanita cantik.
Ya, saya tidak pernah menjadi salah satu anggota geng primadona sekolah yang menjadi pusat perhatian. Tidak pernah juga menjadi sosok terkenal yang selalu dimintai nomer ponselnya saat penerimaan anggota baru zaman sekolah dulu. Bukan juga orang yang kebingungan menerima tawaran antaran pulang, saking banyaknya yang memberikan tumpangan.

Saya memang bukan manusia yang sempurna. Sungguh sangat jauh kata itu, bila dicoba didekat-dekatkan dengan saya sekalipun. Masih banyak sekali kekurangan dalam diri saya, baik yang saya sadari maupun tidak. Semoga Allah selalu berkenan mengampuni dosa-dosa saya. Allahumma aamiin.
Sebagai orang yang tidak sempurna, saya merasa sangat beruntung berada di antara orang-orang yang perhatian dan selalu memaafkan saya.
Alhamdulillah..

Dalam kasus tertentu, beberapa kali orang-orang mengatakan kepada saya, bahwa saya cantik.
Contohnya: Saat saya mulai kesal, Ayah saya akan dengan segera berkata "Jangan marah dong cantik, sini". atau kasus lainnya, saat saya memegang beberapa buah cokelat di tangan, dan saya bertanya kepada sahabat kecil saya yang berusia 5 tahun, Farhan.
 "Kakak Farhan, aku cantik, nggak?" Setelah itu, dengan secepat rambatan suara dan tatapan mata seperti kilat, yang lebih cepat dari kecepatan rambat bunyi, ia segera berkata: "Cantik doong" sambil tangannya bergerak memanjang mencoba meraih cokelat dari tangan saya.

Begitulah..
dan saya merasa itu sudah lebih dari cukup. Saya tidak butuh mendengar kata cantik lebih banyak lagi. Sudah sering telinga saya menangkap sinyal kata cantik, dari media, atau lingkungan sehari-hari .

Oke, sebetulnya inti dari tulisan ini adalah pengalaman saya melihat muda-mudi SMA yang bermesraan di dalam angkutan umum.
Hanya dengan sebuah kalimat "Kamu cantik deh hari ini, aku cium boleh ya", dan dengan segera, saya dan beberapa penumpang angkot lainnya langsung memalingkan muka.
Saya tidak tahu benar ada atau tidak penumpang yang masih setia menyaksikan adegan itu.
Ya, saya tidak ingin berprasangka buruk lebih jauh. Mungkin saja kedua pelajar itu sudah menikah. Hem, tapi setau saya, waktu saya SMA dulu (sekarang saya memang sudah tidak semuda dulu, tapi  sungguh, zaman saya SMA itu hanya sekitar 3 tahun yang lalu. Jangan membayangkan bahwa saya lebih tua dari itu. Please....) pelajar SMA belum boleh menikah. Bila ingin menikah, maka status sebagai pelajar pun harus dilepaskan.
Mungkin saat ini sudah berubah. Saya juga tidak tahu, karena sejujurnya saya juga tidak mencari tahu.

Mari kita kembali ke keadaan di dalam angkutan umum. Masukkan tubuhmu perlahan, karena kondisi angkot tersebut cukup penuh. Jaga juga kepalamu, karena cukup banyak penumpang yang kepalanya terbentur saat memasukki kendaraan ini.
Apakah alam imajinasimu sudah masuk dan duduk dengan baik di dalam angkot ini?
Oke, kalau sudah, saya akan kembali melanjutkan cerita saya.

Setelah adegan entahlah itu apa, yang saya tangkap hanyalah sedikit bunyi kecap-kecup, dan bangku yang saya dudukki terasa semakin sempit.
Saya sungguh ingin tahu apa yang terjadi dengan angkutan umum ini. Mengapa saya harus melipat kaki saya? Padahal jumlah penumpang tidak bertambah.
Mata saya mulai bergerak. Lebih ingin tahu ia daripada biasanya.

Tepat sekali panca indera saya ini menuju ke pusat penyempitan bangku angkutan. Ternyata 2 pelajar SMA itu sedang bermain cubit-cubitan, sampai harus bergerak dan imbasnya memakan tempat dan kaki saya harus  dilipat.

Panasnya cuaca Bandung saat itu belum bisa memuaikan bangku angkot. Tidak bertambah luas lah bangku yang saya duduki ini.
Beberapa penumpang sudah mulai memberikan tatapan sinis dan beberapa kali saya dengar suara: ckckck dari mulut Ibu-Ibu dan Bapak-Bapak penumpang.

Lipatan kaki saya akhirnya bisa saya lepaskan, setelah angkot sampai di depan Hotel Sheraton, Dago Pojok.
Di jalan menuju kosan, saya mengelus-elus perut saya. Kali ini bukan karena ia lapar, tetapi saya berdo'a: Semoga anak saya nanti tidak seperti itu. Aamiin.
Saya berdo'a dengan keinginan untuk dikabulkan yang lebih dari 100%. Walaupun saya tidak tahu kapan do'a itu akan dikabulkan. Saya memutuskan untuk mendengarkan radio Prambors sambil berjalan. Ternyata lagu Rio Febrian yang sedang diputar. Saat itu potongan lirik yang sedang dinyanyikan adalah "Oh janjiku, janjiku padamu untuk mencintaimu sekali dalam hidupku"
Segera, pikiran saya kembali melang-lang buana ke dalam angkot tadi. Apakah kedua pelajar tadi terlalu muda (sudah berbeda era) untuk mendengarkan lagu ini? Rio Febrian, manusia biasa yang masih banyak salahnya saja sudah tahu bahwa tidak boleh mengumbar-ngumbar kegiatan seperti tu. Harus ada perjanjian yang sah dulu.

Hem, baiklah..
Untung saja Allah SWT, Sang Penguasa Alam Semesta Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang  telah memberika Al Qur'an, tuntunan yang kemurniannya dijamin sepanjang zaman. Yang berisi petuah-petuah keselamatan sampai akhir zaman, yang tidak mungkin terdapat istilah "ketinggalan zaman atau bukan eranya lagi" padanya.

Segala Puji bagi ALLAH
"Dan janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk" (Al Israa': 32)

By the way, saya baru saja menemukan sesuatu yang cantiiiikkk banget. Sebenarnya sudah sangat lama sih dia ada, tapi saya baru sadar sekarang akan keindahannya.
Bunga dandelion.. Kyaaaaaaaa... Cantiknya pake banget *love struck* :D :D




Entah mengapa saya lebih suka bunga-bunga cantik yang tumbuhnya di bawah. Bukan seperti bunga matahari yang menjulang tinggi. Bunga-bunga yang tidak berkelopak besar dan berwarna mencolok tetapi bisa bertahan hidup di tempat-tempat liar.

Tapi saya juga suka anggrek, yang perawatannya cenderung sulit, tapi hasilnya kalau sudah besar cantik banget dan itu memuaskan. :D *emak-emak mode on*
Mendadak saya jadi pingin punya tamagochi, main jadul yang tugasnya ngerawat-rawat hewan.
Well, mulai ngelantur nih.
Oke,sekian
Wassalam
(^__^)




1 komentar:

Anonim mengatakan...

Itu bunga dandelion dapat dimana mbak? maksudnya daerah tumbuhnya di daerah kayak gimana?

Kunjungan perdana, salam kenal ^_^

Posting Komentar

 

RUANG CAHAYA Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez